20 Agustus, 2008

bukan sekedar memperingati


almamater. Alun-alun bekasi. 17 agustus 2008 yang lalu merupakan hari yang kita peringati sebagai HUT kemerdekaan Bangsa indonesia Ke 63. Seluruh pelosok negeri tercinta ini ikut merayakannya dengan berbagai kegiatan. mulai dari upacara memperingati detik-detik proklamasi dilapangan secara terkoordinir baik pusat, propinsi, daerah dan instansi lainnya sampai kegiatan lainnya.
memperingati Hari kemerdekaan sudah menjadi hak individu untuk merayakannya, baik sebagai anggota masyarakat biasa maupun masyarakat golongan. selain melaksanakan upacaranya, kegiatan yang biasa dilaksanakan pada perayaan sebelumnya seperti panjat pinang, tarik tambang, balap karung, gebuk bantal, makan kerupuk, atau karnaval dijalan-jalan. Berbagai inovasi kegiatan bermunculan disetiap perayaan ini, seperti panjat pinang menjadi panjat pisang ataupun panjat bambu, tetapi tetap saja disebut panjat pinang (dari dulunya kali), hal ini terjadi karena pohon pinang tidak bisa ditemukan lagi (ditebang). Tetapi, tanpa mengurangi daya tariknya berbagai kegiatan ini tidak pernah habisnya, mestipun sekedar melepas kepenatan dan kejemuan menghadapi berbagai hal yang dihadapi setiap harinya.
berbagai perlombaan yang ditawarkan panitia dari tingkat Rt ataupun lainnya bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk dicoba walaupun hadiah yang didapat sekedarnya saja. dari baju kaos, pulsa, uang, trophy, sampai keperalatan rumah tangga. pesertanyapun datang dari berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. dari balita hingga manula, dari pria hingga waria. yang pasti hari itu setiap orang berhak untuk menikmati kebebasan mengikuti kegiatan. kasihan juga (bagi masyarakat indonesia yang pada hari itu disuruh untuk masuk kerja atau lembur).
perayaan itu baru saja dilewati, puncak perayaanpun telah berlalu, tetapi, cukupkah sekedar melakukan kegiatan untuk mengisi kemerdekaan yang telah 63 tahun didapat bangsa ini.
memaknai kemerdekaan tentu saja berbeda bagi setiap individu begitu juga dengan mengisi kemerdekaan. sejatinya, tahun 2008 ini 2 hal (1 abad kebangkitan nasional) dan 63 tahun hari kemerdekaan mestinya menjadi introspeksi diri bagi bangsa ini untuk bisa bangkit dan terus berjuang agar bisa mewujudkan bangsa indonesia adil makmur sentosa dan berjaya. kepentingan dan kesejahteraan masyarakat merupakan harga yang tak bisa ditawar-tawar lagi. namun, bila pemimpin bangsa ataupun peguasa negeri bersama elit politik hanya untuk mensejahterakan diri pribadi dan golongan, tentu saja hal itu takan pernah terealisasi. mestinya penguasa negeri ini dan elit-politik malu kepada arwah pejuang-pejuang dahulu yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk sebuah kemerdekaan. sekarang kemerdekaan itu telah lama berada dalam gengaman, mestinya bangsa ini berjaya bukan merdeka lagi. merdeka bung.........mari kita jayakan negeri ini. (narasi dan photo : Budi s.Darma)

63 tahun sudah merdeka, kapan berjaya


almamater. pramuka 53. Tahun ini, sebuah bangsa bernama indonesia genap berusia 63 tahun. usia yang jauh lebih tua dari usia sebagian masyarakat negeri ini. berbagai masa telah dilalui oleh bangsa yang berlambang garuda ini untuk mencari jati diri demi mewujudkan menjadi bangsa yang besar, makmur dan sentosa. Dari fase ketika melawan penjajah kolonial (perjuangan), Masa kemerdekaan, Orde lama, Orde baru, Reformasi, dan sekarang ( fase transisi reformasi ke repotnasi). Tahun 2008 merupakan tahun begitu penting bagi bangsa ini untuk introspeksi diri, sebab 100 th yang lalu (1908) bangsa ini mulai membangun sebuah tongak kebangkitan yang bernama kebangkitan nasional, dimana semua keringat dan semangat di kumpulkan menjadi satu oleh para pejuang-pejuang bangsa untuk bangkit dan bersatu memikirkan masa depan bangsa ini menuju bangsa yang terbebas dari penjajahan. 17 Agustus 1945 merupakan hari yang luar biasa bagi bangsa ini, setelah mengalami penindasan dari kaum-kaum penjajah yang datang silih berganti. di hari itu dwi tunggal (soekarno-Hatta) dan tokoh perjuangan lain memproklamirkan kebebasan bangsa ini dari penjajahan Jepang.
suasana dan kondisi bangsa ini pun berubah, semuanya bersyukur dan larut dalam indahnya kemerdekaan. dan waktu pun terus bergulir, 6 orang pemimpin bangsapun telah berganti. dari pemimpin yang berbasic militer, Sipil dan ulama telah duduk di singasana yang bernama presiden. tapi bangsa ini terus mengalami kemunduran dari berbagai bidang. (sudah menjadi rahasia umum ). Kapan bangsa yang telah merdeka ini bisa bangkit dan berjaya (adil makmur sentosa) (narasi dan photo: budi.s.dp)