24 Juli, 2008

Stop !!! Eksploitasi Anak


Almamater.Jakarta. Hari Anak Nasional diperingati tiap tanggal 23 Juli tiap tahunnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang hadir dalam memperingati HAN tahun 2008 di Plaza Archipel Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah, berpesan dan mengajak semua pihak termasuk para orang tua, pendidik, jajaran pemerintah dan masyarakat luas untuk memahami hak anak Indonesia seperti yang tertuang di dalam UU No 23 Tahun 2002.

Dalam UU itu disebutkan bahwa anak-anak memiliki hak asuh, hak kesehatan, hak pendidikan, dan rekreasi serta hak untuk terlindungi dari kekerasan.
Terkait hak anak ini, presiden menyatakan bahwa pemerintah terus meningkatkan upaya untuk memenuhi hak-hak anak tersebut. “Oleh karena itu, saya mengajak para orang tua khususnya dan masyarakat luas untuk memberi pengasuhan dan perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan, termasuk KDRT. Mari asuh anak-anak dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab serta mencegah dan menghentikan tindakan-tindakan negatif kepada anak-anak seperti kekerasan, eksploitasi, perlakuan kasar, penelantaran, diskriminasi dan perdagangan anak,” ujar Presiden.

Hal lain yang perlu digaris bawahi dari pejabat Negara ini mengajak semua pihak memberikan atensi kepada anak-anak cacat, yatim piatu maupun anak-anak dari keluarga yang tidak mampu, termasuk anak-anak jalanan. Presiden menambahkan bicara soal anak bukan hanya bicara masalah perlindungan tetapi lebih dari itu, mesti bisa mendidik dan menyiapkan mereka untuk menjadi putra-putri terbaik bangsa. Oleh karena itu, Presiden menegaskan bahwa jalur pendidikan sangat penting. Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa dirinya bangga pada prestasi anak-anak Indonesia terutama pada tiga sampai empat tahun terakhir ini. Anak-anak Indonesia banyak yang menjadi juara olimpiade internasional di berbagai bidang, seperti fisika, matematika, biologi, dan olahraga, termasuk juara seni pada tingkat dunia seperti yang diraih teater anak Indonesia.

Presiden mengharapkan agar anak-anak Indonesia di abad ke-21 ini menjadi anak-anak yang mandiri dan kreatif sesuai dengan tema hari anak nasional tahun ini, “Anak Indonesia Bisa”. Tema ini sebagai penjabaran dari slogan “Indonesia Bisa” yang dicanangkan pada Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei lalu.

Hari Anak Nasional di Bekasi
HAN juga diperingati diberbagai kota dan daerah, baik di lingkungan sekolah maupun secara terpusat di pusat pemerintahan daerahnya, bermacam kegiatanpun dilaksanakan dari berkumpul, nonton bersama ataupun lainnya. Di kota Bekasi tepatnya dihalaman Mesjid Al-Barkah, murid murid SD dan Tk Bani Saleh melaksanakan kegiatan dari melukis diatas kain putih, berdoa dan melepas balon yang berpitakan Hari anak nasional. (Budi S.d/Almamater edisi Juli 2008)

22 Juli, 2008

TAMPIL BEDA dan TEGAS


Jelang usia yang ke 3 tahun Almamater hadir dengan tampilan yang berbeda.Ibarat anak kecil, kini telah bisa berlari bukan merangkak lagi yang jelas makanannya bukan hanya ASI saja tapi telah bisa untuk menyuap nasi sendiri. Bila dulunya selalu minta digendong untuk pergi main ke rumah tetangga sebelah sekarang kini telah bisa sendiri. Dulunya teman main hanya tetangga satu RT sekarang telah dikenal di RW yang lain. Begitu juga dengan penampilan, cara bersikap dan bergaul.

Almamater hadir dengan tampilan baru yang dulunya hadir dengan format majalah sekarang dengan tabloid. Perubahan ini bukan hanya datang dari bentuk atau tampilan, tapi hadir lebih awal, muatan isi pun bermacam-ragam dan Visi, Misi pun lebih dipertegas.

Seperti cita-cita terdahulu ingin menjadi media alternatif dari semua media yang ada. Almamater ingin menegaskan bahwa hadir untuk menyampaikan pesan yang bisa memberikan pencerahan, pengetahuan dan wawasan bagi generasi bangsa ini. Pesan utama yang ingin disampaikan adalah untuk mempelajari hal sekecil apapun dengan tinjauan pendidikan dan kesehatan. dengan tujuan, apapun yang terlihat, terdengar dan terasa yang bisa mempengaruhi kehidupan ini untuk pertama sekali ditinjau dari aspek yang kami tegaskan tadi.

Sebagai media alternatif Almamater hadir tidak kaku namun tidak pula terlalu dinamis, kedinamisan yang kami tegaskan agar tidak keluar dari koridor sebagai generasi bangsa. Yang pasti kami pun berkeinginan bahwa tampil beda dan ketegasan sebuah jati diri. Tampil beda dan Tegas bisa mendatangkan prestasi kenapa tidak. Itulah harapan dan pesan yang kami sampaikan bagi alamamter sendiri dan pesan bagi generasi bangsa, Tegaskan jati diri dan jangan hanya terkesan ikut-ikutan.
Redaksi

Minyak Jelantah, Alternatif Untuk Bahan Bakar Ramah Lingkungan *


Manusia tidak pernah lepas dari kebutuhan energi, salah satu energi yang dimaksud adalah energi bahan bakar BBM. sumber bahan bakar minyak bumi semakin berkurang dengan tingginya pertumbuhan pendududk dan semaking kurangnya deposit minyak bumi serta semakin meningkatnya pencemaran udara akibat polusi yang dikeluarkan dari sisa pembakaran bahan bakar minyak.

Bila masyarakat hanya menggantungkan kebutuhan energi BBM untuk kehidupan sehari-hari, seperti untuk bahan bakar pengerak tenaga motor dan transportasi, hingga dapat dipastikan sumber energi minyak yang berasal dari fosil ini akan habis untuk beberapa tahun mendatang.

Kebutuhan bahan bakar minyak merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, berkembangnya industri baru dan teknologi otomotif., untuk itu perlu ditemukan bahan bakar alternatif baru, mengingat kebutuhannya terus meningkat. Salah satu alternatifnya dengan mengembangkan sumber energi yang berasal dari nabati yaitu biodiesel yang berasal dari limbah minyak penggorengan (jelantah).

Minyak jelantah merupakan limbah yang dapat dijadikan sumber bahan bakar nabati sebagai pengganti solar yang berasal dari bahan baku minyak sawit (crude palm oil/CPO).Limbah gorengan setelah dipakai berulang 3 hingga 4 kali pengorengan seharusnya dibuang, karena limbah ini mengandung asam lemak bebes/jenuh (ALB) sangat tinggi dan dapat menyebabkan Kolesterol, Hipertensi, Kanker dan penyumbatan peredaran darah bagi penggunanya, karena jenis formulasi ini tidak larut dalam air dan dapat mencemari lingkungan bila dibuang kedalam air dan tanah. Limbah pengorengan ini dapat diperoleh dari Restoran, Hotel-hotel, Catering dan rumah tangga dan lainnya pada saat ini belum optimal penggunaannya.

Bila diasumsikan konsumsi minyak goreng rumah tangga 0,7 liter per bulan dengan pemakaian 4 kali penggorengan akan menjadi limbah jelantah 40% atau setara dengan 0,28 liter/bulan, bila dibandingkan misalnya dengan jumlah penduduk Kota Bekasi tahun 2005 (Data Stastik Kota Bekasi Dalam Angka Tahu 2005) sebesar 1.914.316 jiwa, maka terdapat 536.008 liter minyak jelantah/bulan.
Limbah minyak goreng (weste of vegetable oil) memiliki potensi sebagai alternatif energi bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan mampu menuturkan 100% emisi gas buangan Sulfur dan CO2 serta CO sampai dengan 50%. Dan membuat biodiesel dari limbah penggorengan ini mampu mengurangi pencemaran air, tanah, dan udara. Sehingga mendukung program pemerintah tentang pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, sesuai Inpres No.1 tahun 2006.

Manfaat dari Biodiesel ini antara lain :
Mengurangi pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, sulfur dan hujan asam.
Bahan dasar nya adalah minyak goreng bekas/limbah penggorengan, dengan adanya pembuatan biodiesel ini dapat menggurangi beban lingkungan karena sampah/limbah.
Tidak menambah jumlah gas karbon dioksida, karena minyak berasal dari tumbuhan/nabati.
Energi yang dihasilkan mesin diesel lebih sempurna dibandingkan solar hingga yang menggunakan biodiesel tidak mengeluarkan asap hitam berupa karbon atau CO2, sedangkan mesin yang menggunakan solar mengeluarkan asap hitam. Biodiesel mengeluarkan aroma khas seperti minyak bekas menggoreng makanan.

Keunggulan Biodiesel dibanding bahan bakar solar, antara lain :
Mengurangi emisi karbon monoksida dan SO2
Bahan baku biodiesel tidak hanya dari lemak hewan atau dari tanaman jarak pagar yang sudah dikenal, tetapi juga dapat terbuat dari limbah penggorengan yang tidak sulit didapat Memungkinkan diproduksi dalam skala kecil menengah dan juga dapat membuka lapangan kerja baru.
Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak mengandung racun.
Tidak memerlukan teknologi tinggi dalam pembuatannya.
Limbah dari biodiesel ini merupakan Glyserin. Glyserin ini merupakan bahan dasar pembuatan sabun, sehingga ramah lingkungan dan mengurangi polusi. Limbahnya pun bisa menjadi berguna.

Mutu biodiesel yang bagus adalah yang berwarna bening dan tembus cahaya, dapat dicek melalui sifat keasamannya, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, biodiesel yang sudah siap digunakan memiliki pH netral yaitu pH 7.

Proses pembuatannya sangat sederhana hanya membutuhkan bahan baku yang berada disekitar kita, sehingga bisa dilakukan oleh kaum pelajar (siswa) untuk pengembangkan wawasan dan pengetahuan.

Berikut ini cara pembuatan biodiesel:
Alat dan Bahan:
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pmbentukan formulasi biodesel adalah sebagai berikut:
1.Blender ukuran 1L
2.Gelas ukur
3.Ember dan jirigen
4.Selang
5.Kompor gas
6.Minyak jelantah
7.KOH dalam bentuk padat (solid)
8.Methanol (CH3OH)

Cara Kerja :
1.Limbah Minyak goreng (jelantah) dipanaskan dalam wadah hingga temperatur 110 derajat Celcius, proses ini dinamakan proses pemanasan (Heating).
2.Sekalian dipanaskan, campurkan larutan KOH dan Menatol dan aduk
3.Selanjutnya minyak jelantah dituang kedalam wadah dan diamkan sehingga terjadi pemisahan 2 lapisan biodiesel dan gliserin.
4.Setelah terbentuk 2 lapisan, lapisan atas adalah biodiesel dan lapisan bawah adalah gliserin, buang lapisan bawah (gliserin).
5.Proses terakhir adalah pencucian (washing) dengan menambah 1/3 air kedalam wadah biodiesel dan diaduk.
6.Selanjutnya diamkan (settling) biodiesel yang telah dicampur oleh air, hingga terjadi 2 lapisan biodiesel dan air.
7.Kemudian buanglah lapisan air pada bagian bawah dengan menggunakan selang/ membuat keran dan lapisan atas yang tertinggal adalah biodiesel nabati yang jernih (yang sudah dicuci).

Kegunaan lain biodiesel adalah sebagai pengganti pelindung kayu termasuk interior rumah yang terbuat dari kayu. Sebagai pelumas dan pelaindung korosi pada peralatan rumah tangga, biodiesel tidak dapat menggantikan minyak tanah untuk keperluan kompor masak dan lampu minyak karena sifatnya yang tidak bisa merambat ke atas. Biodiesel juga berguna untuk membersihkan noda ‘crayon’ pada baju dengan lebih baik disbanding deterjen.

KESIMPULAN
1.Biodiesel merupakan salah satu alternative bahan bakar ramah lingkungan yang berbahan dasar minyak jelantah (limbah penggorengan)
2.Pelajar (siswa) dapat melakukan pembuatan bahan bakar biodiesel tersebut, karena alat dan bahannya sederhana dan berbahan minyak jelantah yang merupakan limbah rumah tangga yang dapat mencemarkan lingkungan.
3.Biodiesel dapat mengurangi pencemaran/ polusi pada lingkungan dan pengembangan alternatif biodiesel ini dapat memuka lapangan karja baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
(Budi Sd)*Disarikan dari makalah asli yang merupakan hasil penelitian dari :

Nama : Jesika Valentin Sebayang
Sekolah : SMAN 8 Kota Bekasi
Alamat Sekolah : Jl. Irigasi No 1 Rt 01/21 Pekayon Jaya.
Prestasi hasil Karya : Juara II Besar di LKS Se-Kota bekasi

Putri, Tidak Hanya Bisa Bicara, Tetapi Berbuatlah


Almamater Jakarta. Berkenalan dengan sesama merupakan suatu anugerah raya dan tak ada ruginya. Seperti pertemuan almamater dengan seorang mahasiswi yang kesehariannya selalu penuh dengan aktifitas.

Berawal dari informasi seorang sahabat bahwa ada beberapa mahasiswa yang bisa menjadi tamu Almamater untuk edisi ini. Setelah tanya sana-sini tentang "track record" masing–masing, akhirnya melalui rapat dewan redaksi memutuskan bahwa salah satu profil mahasiswi untuk jadi tamu kita pada edisi kali ini ya “doi” kita yang satu ini. Sahabat almamater semoga pesan dan semua aktifitas tamu kita kali ini bisa untuk di ikuti.

Pertemuan itupun terjadi setelah menunggu sekitar 2 Jam, karena sahabat almamater yang satu ini sedang melaksanakan tugas sebagai juri dalam lomba debat yang dilaksanakan di SMAN 1 Tambun Selatan dalam rangka ulang Tahun Almanira ke-VII. Anehnya lagi, Almamater dan “doi” tidak saling kenal, (ketemu aja belum) yang bisa kami lakukan hanya memamfaatkan media SMS, dimana bisa ketemu.He he.he.

Putri, salah seorang alumni dari SMAN 1 Tambun Selatan, keseharian nya penuh dengan aktifitas dan selalu berusaha untuk berinteraksi dalam kemajemukan manusia. Menurut dara yang kelahirannya sama dengan memperingati hari sumpah pemuda ini, pesan dan makna yang bisa diperoleh dari hari kebangkitan nasional yang ke 100 ini “merupakan satu moment yang tepat untuk mengembalikan rasa kebangsaan dan jati diri sebagai bangsa yang kaya dengan kesenian dan kebudayaan, Karena beberapa waktu yang lalu bangsa ini dikejutkan dengan adanya beberapa aset dan kebudayaan asli bangsa ini dicuri dan diakui milik bangsa lain”.

Dari hal tersebut, mestinya 100 tahun kebangkitan nasional ini bukan hanya sekedar diperingati tetapi lebih bisa mereflesikan diri dan mengingatkan kepada generasi muda bangsa ini bahwa bangsa dan Negara ini milik kita dan sudah semestinya semua aset asli bangsa ini harus dijaga.

Hal-hal yang mesti dilakukan oleh generasi muda dalam melanjutkan kebangkitan bangsa, menurut mahasiswi semester 8 di UNJ ini adalah berbuat sesuatu yang bermamfaat sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.

Melihat dan ikut merasakan berbagai hal yang dialami bangsa indonesia dari waktu-ke waktu Putri berpendapat dengan optimis bahwa bangsa Indonesia akan maju dan berjaya dimasa yang akan datang. Meskipun telah ada kemajuan dan sudah tampak tetapi belum terarah. Kemajuan yang paling kecil misalnya sekarang anak SMA sudah bisa membuat film, itu merupakan sebuah kemajuan tetapi mestinya diarahkan pada hal yang positif.

Menyinggung masalah kepemimpinan bangsa kedepan menurut gadis yang hobinya membaca dan hiking ini berpendapat “Sudah semestinya pemimpin-pemimpin bangsa menjalin kerjasama untuk mengarahkan generasi muda kepada hal-hal yang mencerminkan Jati diri bangsa indonesia.

Sudah saatnya peranan generasi muda harus lebih signifikan untuk ikut serta memimpin bangsa dan kepada kaum yang lebih tua mestinya ”legowo” untuk bisa memberikan estafet kepemimpinannya. Generasi muda juga harus bisa berbuat dan melakukan hal-hal yang bijaksana untuk memberikan hal-hal yang terbaik buat masyarakat, membantu pemerintah untuk kebangkitan bangsa ini, jadi bukan hanya bisa berbicara saja. Mari kita berbuat sesuai dengan kapasitas yang kita miliki untuk bangsa ini.((Budi.sd.Bs/MEP)

Curiculum Vitae

Nama : Putri Rizki Dian Lestari
Panggilan : Putri
TT lahir : Jakarta, 28 Oktober 1986
Agama : Islam
Hobi : Membaca, Hiking
Cita-cita : Ingin menekuni Brodcasting dan media elektronik
Motto : Selalu berusaha berbuat yang terbaik
Alamat : Vila Bekasi Indah I Blok B6/I

Pendidikan
SD : SDN Mekar Jaya XI Depok Timur
SMP : SMPN I Tambun Selatan Kabupaten Bekasi
SMA : SMAN I Tambun Selatan Kabupaten Bekasi
PT : Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Pendidikan bahasa Prancis

Organisasi
Pramuka UNJ
Bem Jurusan Bahasa Prancis
Teater guru pusat bahasa

Prestasi
Mahasiswa Berprestasi Jurusan Bahasa Prancis
International Team Service World Scout Jambore 21th.United Kingdom (Inggris)
Juara III Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas Bahasa dan Seni
Juara I Siswa teladan Kabupaten Bekasi Tahun 2003 Documentalist Of Asia Pasifik Workshop Throught Publik Relation

Kegiatan yang pernah dilakukan
Relawan dalam membantu korban Tsunami dan gempa di Aceh selama 1 bulan.
Relawan dalam membantu korban banjir dijakarta. dll

Kegiatan yang direncanakan dan akan dilakukan
Raimuna Nasional IX di Buperta Cibubur 2008 (27 Juni 6 Juli 2008)
Persiapan Imunisasi nasional dan penyuluhan kesehatan di Lima (5) Propinsi di Indonesia (2008-2009)
(almamater Edisi Juni 2008) ( Budi S Darma)

Sampai Tetes Bensin Penghabisan


almamater. Jakarta. Medio Mei dan Juni merupakan waktu-waktu yang tak pernah terlupakan oleh lebah-lebah emas Almamater pembawa tetesan pesan. Ribuan kilo aspal hitam yang terkadang berlobang harus dihindari setiap menit perjalanan, baik dari jalan Protokol sampai kejalan kampung.
Tapi itu semua bukan jadi penghalang buat sang lebah emas ini.
Puji syukur kepada pencipta semesta raya yang terus memberikan kesehatan sehingga bisa terus punya energi dan pikiran yang sehat (Positif) hingga sang lebah terus berwarna keemasan walau jasad semakin ringkih tetapi rupa dan hati harus jernih.“Proses ini wajib dihadapi dan dilewati“ itulah tekad utama sang lebah.

Dari perjalanan yang menempuh dan menghindari lobang jalanan hingga debu yang berterbangan membuat nalar semakin mengakar dan menjalar menjadikan semangat berkobar-kobar, telah ratusan SMA dan puluhan SMK Bekasi telah disinggahi. Dari sorot mata yang penuh selidik hingga sorot mata keceriaan yang menyambut kedatangan lebah emas ini.

“Alam terkembang jadikan guru“
Perjalanan ini kian berliku dan penuh tantangan, tentu saja semakin banyak kisah dan pesan yang dipetik di setiap waktu yang bergulir. Lebah emas melakukan perjalanan pertamanya ke sebuah pusat bisnis yang terletak di kawasan yang saat ini dalam tahap penyelesaian untuk menjadi pusat bisnis kota PATRIOT Bekasi. Sahabat Almamater yang mempercayakan pendidikan tingginya di STIE Indonesia yang berlokasi di Rawamangun Jakarta menyelenggarakan aktivitas yang berisi Pesan lingkungan di keramaian pengujung Sentra Bisnis Bekasi.

Perjalanan berikutnya merupakan perjalanan yang tak bisa terlupakan, yang pasti bisa menjadi pengalaman-pengalaman yang tidak bisa untuk dituliskan karena hanya bisa diterima hati yang bersih dan pikiran jernih. Inti dari perjalanan ini adalah melakukan Silaturrahmi ke lembaga-lembaga pendidikan menegah dan tinggi, instansi negeri dan swasta. Tanpa terasa kendaraan bermotor roda 2 yang selama ini menjadi transportasi utama pun terhenti karena bensin telah berada pada tetesan terakhir. Di desa itu, ada SPBU kecil dan beberapa lapak penjual BBM ini coba terus didatangi sang lebah emas untuk mengisi tangki yang kerontang namun selalu mendapati kalimat yang tertulis dan didengar “Bensin naik, kami tutup dulu“.

Puji syukur kepada pencipta semesta raya, ternyata Dewi fortuna masih memayungi sang lebah, puluhan kilo jalanan berlobang yang ditempuh dengan mendorong kendaraan bermotor, berhasil juga menemukan sebuah tempat pengisian BBM walaupun harus merogoh kocek lebih dalam dari biasanya untuk satu liter bensin. Yang pasti sang lebah bisa meneruskan perjalanan ke sahabat-sahabat yang telah menanti kedatangannya di sebuah desa yang berbataskan dengan jalan bebas hambatan.

Pembaca Almamater (Palm), masih banyak perjalanan yang akan di sampaikan pada edisi ini, kehadiran almamater edisi ini membawa sebuah pesan“ Alam terkembang jadikan guru“ dimana sang lebah mengajak PALm untuk mencermati, memahami dan memetik pesan pelajaran dari semua yang dilihat, dirasa dan dialami di setiap langkah, gerak dan hembusan napas di kehidupan sebagai mahkluk ciptaan-Nya.

Kepada ibunda tercinta yang telah melahirkan dan mendidik lebah ini mohon do’a dan restu, kirimkanlah do’a sucimu agar lebah kecil ini yakin dan akan terus menyalakan tungku api semangat untuk bisa terus mengumpulkan dan memberikan pesan kepada PALm. Biarkan sorot-sorot mata keraguan yang datang, mencoba untuk mengintimidasi dan sorot-sorot mata penuh kecerian membuat perjalanan ini menjadi indah tak terlupakan, dan dari persoalan-persoalan yang sengaja dicipta untuk menapikan Inspirasi sampai persoalan hidup yang terus dilakoni oleh lebah emas lugu ini.

PALm, semua perjalanan lebah emas pembawa tetesan pesan ini dapat di ikuti terus pada lembaran-lembaran kertas pesan berikutnya. Semoga kemasan pesan-pesan ini pantas untuk dicermati dan dipahami hingga bisa menjadi pencerahan dan perubahan bagi pembaca dan pengawal sang lebah pembawa tetesan pesan ini.
(Budi sd)

21 Juli, 2008

Bekerja Sambil Kuliah Siapa Takut !!!!


Mandiri tidak Mesti Menunggu Lulus
almamater.(artikel) Bekerja sambil kuliah jelas tidak mudah. Waktu, energi, dan tenaga mesti di kelola dengan cermat agar dua aktivitas berjalan seimbang. Bekerja mestinya tidak menjadi halangan untuk mengejar pencapaian akademik juga aktivitas berorganisasi. Bekerja akhirnya menjadi tantangan. Nilai akademik mesti sama cemerlangnya dengan kinerja di tempat kerja.
Ungkapan ’Tidak perlu memaksakan diri untuk meraih segala sesuatu,’ komposisi makin ketat dan untuk memenangkannya, seorang yang piawai mengerjakan berbagai aktivitas dalam suatu rangkaian waktu alias multitasking-lah yang akan jadi pemenang.
Belajar berinteraksi di dunia nyata mesti dilakukan semua mahasiswa di Negeri ini agar status mandiri tidak mesti menunggu hingga mereka lulus lalu bekerja. Belajar memenuhi kebutuhan dirinya, selain mendongkrak harga diri, akan membuat mata terbuka melihat dunia nyata di sekitar.
Bekerja dan dunia aktivis pun tidak mesti di benturkan. Mahasiswa yang punya kesibukan dan punya penghasilan sendiri tentu tidak akan mudah terpancing suasana politik praktis yang terkadang melibatkan perminan kotor mereka yang sibuk memperjuangkan kepentingan pribadi dan golongannya. Kesibukan di dunia keja akan membentengi mahasiswa dari godaan politik praktis.
Tapi sebaliknya, mereka pun tidak perlu jadi pribadi yang apatis. Terlibat dalam organisasi kemahasiswaan tetap dapat dilakukan tentu dengan seni sendiri. Tidak sedikit mahasiswa pekerja yang berhasil menyeimbangkan pekerjaan, kuliah, dan organisasi.
Bekerja pun tidak mesti formal atau kantoran. Bekerja paruh waktu, berwirausaha kecil-kecilan, juga tidak buruk dilakukan.
Mandiri dengan usaha sendiri atau bekerja di korporasi sembari menyelesaikan studi akan memupus stigma penganguran intelektual. Alumni perguruan tinggi tidak akan lagi gagap mencari kerja. Ilmu yang di peroleh di bangku kuliah dikombinasikan dengan pengalaman kerja akan menjadi panduan sempurna modal meraih masa dapan, bukan cuma buat diri sendiri, melainkan juga buat bangsa ini. (Budi sd)

Memilih Sekolah, Perlu hati-hati !!


Almamater. bekasi kota. Pelajar pelajar sekolah itu tampak serius mendengarkan presentasi dari seorang penjaga stand sebuah lembaga pendidikan dalam pameran pendidikan di pusat perbelajaan (Bekasi Cyber Park) yang digelar baru-baru ini. Mereka ada yang datang ditemani orang tua, ada juga bersama teman-teman sekolahnya.

Penjaga stand itu begitu piawainya mempromosikan fasilitas dan kelebihan yang ada dilembaga pendidikan internasional tersebut. Tak sedikit orang tua dan siswa yang terkesan dengan promosi itu, dan mulai menanyakan persyaratan untuk bisa mengikuti pendidikan dilembaga tersebut.

Sementara diluar sana, spanduk iklan mulai tertebar menghiasi tempat-tempat strategis di Pusat kota dan jalan-jalan protocol daerah. Surat kabar pun mulai dihiasi iklan penerimaan siswa dan mahasiswa baru.Kian meningkatnya kesadaran masyarakat akan mutu pendidikan yang baik, membuat sektor pendidikan kini telah menjadi lahan bisnis yang menarik.

Hal ini, membuat penyelenggara pendidikan berlomba-lomba menawarkan program menarik, untuk bisa menjaring siswa, akibatnya peta persaingan menjadi kian ketat.Banyak ragam yang dilakukan para penyelengara pendidikan swasta dalam menjaring siswa, mulai dari menawarkan program-program unggulan hingga fasilitas yang dimiliki seperti laboratorium bahasa dan komputer serta kelas ber-AC namun umumnya, pemasangan iklan pendaftaran siswa/ mahasiawa baru jauh sebelum ujian akhir semester dan ujian seleksi penerinaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri (PTN). Pendaftaran biasanya dilakukan dengan sistem gelombang, mulai dari gelombang I, II, dan III, dengan tujuan menjaring sebanyak mungkin siswa. Mereka yang mendaftar pada gelombang pertama biasanya akan mendapat keringanan berupa pemotongan biaya ujian masuk dan administrasi sekolah/kuliah.

Pada gelombang terakhir mungkin tak ada lagi fasilitas kemudahan karena sudah mendekati masa ujian masuk. Umumnya orang tua mendaftar lebih awal walaupun harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal karena takut anak tidak dapat duduk, apalagi kalau sekolah /universitas favorit yang tentu saja persaingan untuk bisa masuk sangat ketat.

Mengingat pendaftaran berlangsung sebelum ujian penerimaan di PTN, orang tua harus rela kehilangan dana yang telah disetorkan untuk pendaftaran di perguruan tinggi swasta (PTS) apabila anaknya diterima di PTN. Kebanyakan orang tua lebih memilih anaknya kuliah di PTN ketimbang PTS disamping biayanya lebih terjangkau dibanding PTS ternama, juga mutunya tak perlu diragukan.

Melihat ketatnya persaingan masuk di PTN, banyak orang tua yang pasrah dengan tidak mendaftarkan anaknya ikut ujian masuk PTN. Mereka tentu saja akan mendaftarkan anaknya di PTS pada golongan pertama dangan harapan akan mendapatkan keringanan.
Maraknya PTS dan sekolah swasta membuat peta persaingan kian ketat, itu mendorong terjadinya perang tarif. Untuk bisa bisa menjaring siswa di tengah persaingan yang ketat, mereka menawarkan potongan harga biaya administrasi serendah mungkin dan juga iming-iming kemudahan dan fasilitas menarik lainnya.

Perang diskon tak hanya berlangsung pada sekolah/Universitas swasta kelas menegah kebawah tapi juga sekolah/Universitas favorit dan unggulan. Dan tidak sedikit sekolah internasional mencoba cara ini untuk menjaring calon siswa.
Terkait biaya pendidikan, tetu saja akan disesuaikan dengan kredibilitas dan fasilitas yang dimilikinya. Semakin tinggi kredibilitas dari sekolah / Universitas, maka akan semakin mahal biaya pendidikan. Masyarakat punya banyak pilihan, yang tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan jangan sampai besar pasak dari pada tiang.

Namun dalam mencari sekolah/Universitas, masyarakat hendaknya bersikap cermat dan hati-hati.jangan mudah terpaku dan tergiur dengan segala macam bentuk promosi yang mengklaim sebagai sekolah unggulan. Cari tahu keberadaan sekolah itu dengan mengorek informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber, sampai mendapatkan informasi yang akurat bahwa kualitas seimbang dengan nama besar yang disandang. Banyak sekolah yang menyandang nama besar sebagai sekolah unggulan, namun kualitasnya kian menurun karena sudah tergoda dengan kepentingan komersial.

Orang tua yang bijak tentu lebih mempertimbangkan faktor kualitas pendidikan ketimbang nama besar sekolah. Buat apa kita menyekolahkan anak dengan biaya tinggi hanya sekedar mencari setatus sosial kalau hasilnya tak mampu meningkatkan kecerdasan anak.

Ny. Dini mengaku tidak tergoda untuk memasukan anaknya ke sekolah unggulan, seperti banyak dilakukan tetangga di lingkungannya di Perumahan elite di Kemang Pratama, Bekasi. Walaupun sebenarnya dia memiliki cukup dana untuk memasukan putri sulungnya ke sekolah unggulan, dia memilih memasukan anaknya kesekolah umum. Alasannya, dengan belajar disekolah unggulan belum tentu anaknya bisa lebih cerdas dari mereka yang sekolah umum.

“Dulu sekolah tersebut memang bagus kualitasnya, tetapi setelah terkenal dan menjadi favorit mutu pendidikannya cenderung menurun karena sekolah itu kini lebih mementingkan sisi komersialnya,” kata ibu dari tiga orang anak.
Namun menurut karyawan sebuah surat kabar nasional ini, tidak semua sekolah favorit kualitasnya cenderung menurun. Untuk itu orang tua perlu lebih berhati-hati dalam memilih sekolah, tidak perlu tergiur dengan tawaran program unggulan maupun fasilitas menarik lainnya.

Menurunnya kualitas
Banyak publik yang menilai kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun. Hal itu membuat mereka yang mampu cenderung menyekolahkan anaknya keluar negeri ketimbang disini yang mutunya banyak diragukan.
Ini tidak terlepas dari sistem pendidikan di Indonesia yang kurang dapat mengembangkan mutu dalam proses pendidikannya, sehingga kurang mampu bersaing dalam era globalisasi. Mutu pendidikan di Indonesia jauh tertinggal dibanding Negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand dan Filipina. Perkembangan pendidikan tinggi berstandar internasional di Malaysia, Thailand, dan Filipina adalah contoh ketertinggalan daya saing pendidikan Indonesia selama dekade terakhir ini.

Daya saing pendidikan Indonesia jauh dibawah Negara tetangga tak bisa maraknya siswa Indonesia yang melanjutkan studi di luar negeri dikhawatirkan akan melunturkan rasa nasionalisme mereka. Sebab gesekan budaya luar tak bisa di hindari lewat interaksi social.Namun baik Gani maupun Prof. Arief menjamin kekhawatiran seperti itu tak akan terjadi. Menurut Prof. Arief, bila sejak dini anak telah ditanamkan rasa nasionalisme, maka tidak akan ada pengaruh apa-apa walaupun telah bertahu-tahun belajar diluar negeri.
“salah satu tantangan pendidikan di era globalisasi adalah seberapa siapakah kita terhadap persaingan global mengesampingkan nasionalisme. Dengan globalisasi dan persaingan regional yang ketat, maka perlu dilakukan redefinisi mengenai sukses dalam pendidikan,” ucapnya.

Terkait kekawatiran lunturnya nasionalisme pelajar Indonesia yang belajar diluar, Gani melihatnya tak sejauh itu. Alasannya, orang tua mereka masih menetap di Indonesia dan mereka masih sering pulang ke tanah air untuk mengisi liburan.
“kecil sekali nasionalisme mereka akan terpengaruh karena masih mempunyai keterkaitan yang kuat dengan tanah airnya karena familinya masih disini,” ucapnya.

Namun terkadang begitu meyelesaikan studi dan kembali ketanah air, yang mereka hadapi jauh dari harapan. Ternyata tawaran pekerjaan di sini jauh lebih rendah dengan yang dijanjikan perusahaan asiang di Negara dia belajar. Akhirnya mereka lebih memilih pekerjaan disana yang jauh lebih menjanjikan. Tapi bagaimana pun mereka tetap menganggap Indonesia sebagai tanah kelahirannya dan sewaktu-waktu pasti akan kembali untuk mengabdi kepada bangsa dan Negara. (Budi. S.Darma)

Kebangkitan Nasional dalam Krisis Kebangsaan


Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pejuang Pahlawan bangsa

Almamater. Bekasi. Menyaksikan dan mengikuti perkembangan demokrasi pasca reformasi yang terjadi di masyarakat indonesia saat ini. Semangat dan rasa kebangsaan telah mangalami kemerosotan di tengah masyarakat baik lokal maupun nasional. Kejadian-kejadian seperti keributan yang tejadi di beberapa daerah hanya karena calon calon pemimpin yang menjadi idolanya tidak menang di panggung demokrasi atau pecaturan politik baik ditingkat Kota, Kabupaten hingga Propinsi.

Hal ini menjadi perhatian tersendiri oleh Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra–Putri TNI Polri (FKPPI) 0909 kota Bekasi. Untuk menyikapi hal yang tengah terjadi, dan untuk melanjutkan semangat perjuangan 100 Th kebangkitan Nasional. FKKPI 0909 menyelenggarakan Dialog Interaktif dengan tema Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pejuang pahlawan bangsa. Kegiatan ini dilaksanakan di kodim 0507 yang dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, Lsm, generasi muda, mahasiswa dan pelajar kota Bekasi pada 23 Juni 2008.

Dialog Interaktif yang di gagas oleh H. Siswa Supriyatna bersama FKPPI 0909 ini tidak sesuai rencana akibat padamnya listrik di Wilayah Alun alun kota Bekasi dan sekitarnya saat itu, sehingga dialog interaktif yang direncanakan mulai pukul 09.00 Wib menjadi tertunda, namun hal itu tidak menyurutkan semangat pelaksana, pembicara peserta.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh M. Affandi, Komandan Kodim 0507 kota Bekasi yang baru saja dilantik pada 11 Juni 2008 yang lalu. Kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa veteran perang kemerdekaan.Ketua pelaksana Suprihadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk membangun dan memotifasi meningkatkan rasa Nasionalisme bagi generasi penerus bangsa.

Setali tiga uang, ketua FKKPI 0909 H. Ahmad Zulnaini, menyatakan bahwa dialog interaktif ini begitu penting dan merupakan salah satu upaya untuk menanamkan semangat kebangsaan yang cederung mengalami kemerosotan. Ahmad Zulnaini yakin bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari pembangunan politik bangsa yang tidak pernah habisnya. Dia, berpendapat bahwa pembangunan demokrasi di indonesia sedang diuji, hal ini dapat dilihat dengan munculnya berbagai hal yang terjadi dimasyarakat indonesia yang Heterogen. Krisis yang terjadi dalam berkehidupan berbangsa dan negara sekarang ini bukan saja krisis dibidang hukum dan ekonomi, tetapi juga krisis Nasionalisme.

Krisis ini telah lama berlangsung bahkan memunculkan slogan aku cinta produk dalam negeri tidak berpengaruh bagi masyarakat, yang terjadi malah sebaliknya dimana masyarakat lebih bangga dengan atribut asing daripada atribut Negara sendiri. Di harapkan melalui kegiatan ini bisa memberikan informasi yang diharapkan bisa menjadi bekal dalam menyikapi dinamika politik yang terjadi.

Pemutaran film dokumenter.
Pemutaran film dokumenter yang mengupas sejarah perjuangan bangsa tetap dilaksanakan walau panitia terpaksa menghidupkan Genset (Generator set) karena listriknya tak kunjung menyala. Film dokumenter yang berdurasi 60 menit ini mengupas tentang pembentukan badan persiapan untuk kemerdekaan indonesia (BPUPKI), rumusan dasar-dasar negara Indonesia yang saat ini kita kenal dengan pancasila yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh Nasional seperti Bung Karno, M. Hatta. Mr M.Yamin dan Mr. Soepomo. Serta membahas teks Proklamasi yang dibacakan pada 17 Agustus 1945 dan bagian yang tak kalah penting adalah mencermati pembukaan UUD 45 dalam hal mencapai kemerdekaan bangsa indonesia.

Untuk mencermati dan memahami isi dari seluruh film dokumenter tersebut panitia penyelenggara memberikan secara gratis film dokumenter dengan format VCD tersebut kepada seluruh peserta dialog yang hadir dengan harapan memberikan pemahaman lebih lanjut tentang sejarah perjuangan bangsa indonesia dan mampu menumbuhkan semangat Nasionalisme kepada generasi muda bangsa indonesia. (Budi sd /Almamater edisi Juli)

Memahami 100 Tahun Kebangkitan Nasional


Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila. (Al Qalam: 1-7).

Bahwa dalam kehidupan manusia ada ajaran yang datangnya dari Allah Swt dan dari manusia dengan memperturutkan akalnya. Hanya dengan tuntunan Allah-lah, manusia tidak akan gila, melainkan akan mendapat kebaikan selamanya. Kemudian Allah Swt juga menyatakan bahwa suatu saat nanti, semua akan mengatahui, siapa yang bermartabat dan siapa yang gila.

Bertepatan dengan abad Kebangkitan Bangsa Indonesia, dari catatan sejarah menunjukkan adanya gerak juang yang dilakukan sesuai tuntunan yang datangnya dari Allah Ta’ala, dan ada yang memperturutkan akalnya saja.

Tahun 1908, ditandai sebagai hari kebangkitan, beberapa organisai pergerakan menuju Indonesia merdeka mulai melakukan berbagai kegiatan, baik di bidang sosial maupun keagamaan, membangun persatuan dan kesatuan, dengan bersungguh-sungguh sesuai kesanggupan, langkah ini sesuai dengan ajaran Tuhan.dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal (Al Hujuraat:13)Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi (Al Anfaal: 60)
Akan tetapi ada yang melakukannya dengan memperturutkan akalnya, memperturutkan hawa nafsunya, mengikuti ajaran rekaan manusia. Mereka mengobarkan pergolakan rakyat di antaranya, di Karisidenan Jakarta, Banten, Priangan Solo, Kediri, dan beberapa wilayah di Jawa lainnya, tidak ketinggalan di Silungkang, Sumatera. Seperti itulah gerakan yang dilakukan golongan komunis, yang menganut faham hictorical materialis yang atheis. Mereka bergerak sporadis dan anarkhis.

Pergolakan yang mereka lakukan di tahun 1926, lalu mereka ulangi dengan gerakan bawah tanah pada tahun 1936, dilarang oleh Belanda akhirnya mereka lari ke luar negeri dan muncul kembali setelah bangsa Indonesia merdeka.Mereka muncul di Brebes, Tegal dan Pemalang, dengan melancarkan pemberontakan. Akan tetapi gerakan mereka akhirnya ditumpas aparat keamanan.

Bagi mereka yang mengikuti tuntunan Allah Swt, sesuai janji-Nya ternyata memperoleh berbagai kemudahan dan keberuntungan. Janji Allah Swt tersebut, disebutkan pada ayat 17 surat 8, bertepatan dengan tanggal dan bulan kemerdekaan:
Maka bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian) untuk memberi kemenangan kepada mereka yang percaya kepada janji tuhannya dengan kemenangan mudah dan baik serta nyata. (Al Anfaal: 17).

Bukan bangsa Indonesia yang mengusir ketika Belanda terusir dari Indonesia, bukan bangsa Indonesia yang melempar bom di Nagasaki dan Hirosima, ketika Jepang kalah dalam perang Asia Timur Raya, akan tetapi keadaan itu tercipta atas kehendak-Nya, supaya bangsa Indonesia bebas merdeka. Sedangkan keberuntungan itu di antaranya ketika bangsa Indonesia mengikuti tuntunan-Nya sebagaimana disebutkan pada surat 8 ayat 45 yang juga bertepatan dengan bulan dan tahun kemerdekaan:Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh) mu, maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah Allah sebanyak-banyaknya agar keberuntungan berada dipihakmu. (Al Anfaal: 45)

Ketika menghadapi agresi Belanda. bangsa Indonesia benar-benar mengikuti tuntuan Tuhannya, berteguh hati dengan bertekad merdeka atau mati lalu bertakbir menyebut nama Illahi Robbi. Bangsa Indonesia benar-benar beruntung, walaupun dengan kondisi seadanya, harus menghadapi pasukan berkelas komando “Special Tropen” yang berpengalaman dalam PD II, ternyata bukan hanya saja mampu bertahan, bahkan memperoleh kedaulatan. Berapa banyak saat ini ditemukan amunisi sisa tentara Belanda yang masih aktif tetapi tidak meledak, bukankah ini keberuntungan.

Demikian pula untuk menata system tata negara, bangsa Indonesia melakukannya dengan musyawarah sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Bersepakat menetapkan konstitusi negara yaitu Pancasila dan UUD 1945. Langkah ini sesuai dengan firman Allah Swt:
Dan (bagi) orang-orang yang mematuhi seruan Tuhannya dan mendirikan sholat, dan urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang diberikan kepada mereka (Asy Syuura: 38)

Ayat ini telah mengilhami disepakatinya Pancasila, perintah untuk mematuhi seruan Tuhannya telah dijadikan salah satu dasar bagi ideologi negara, dan itulah taukhid yang dibawa para nabi sejak dulu kala, telah dijadikan titik sentral pendirian Negara Indonesia, Mendirikan sholat dalam pengertian mencegah yang keji dan munkar, dan keutamaan sholat adalah berjamaah, telah pula dijadikan dasar bagi ideologi negara dalam wujud menghargai hak-hak manusia, secara adil dan beradab lalu menjaga persatuan bangsa.

Kemudian, urusan mereka dilakukan dengan musyawarah, ternyata telah dijadikan karakter bangsa, karena dengan musyawarah, setiap warga negara boleh menyampaikan pikirannya, sepanjang tidak bertentangan dengan hukum Tuhannya, sedangkan menafkahkan rizki, ternyata juga dijadikan dasar bagi bangsa Indonesia dalam upaya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh bangsa. Dasar-dasar itu semua, tertuang dalam Pancasila.

Pancasila benar-benar diilhami tuntunan Allah Swt, karena itu Bung Karno menyatakan dalam pidatonya, bukan dia pencipta, akan tetapi hanya penggali Pancasila, karena pencipta adalah Allah Yang Maha Kuasa.

Segala yang dilakukan bangsa Indoesia, benar-benar sesuai dengan tuntunan Allah Swt, sejak awalnya, sehingga pergerakan kemerdekaan benar-benar dekat dengan rahmat-Nya.
Soekiman, salah satu anggota BPUPKI pada pembahasan Rancangan UUD menyatakan: “Syahdan, setelah mempelajari dengan seksama Rancangan UUD Negara kita tadi, maka sebagai kesimpulan akhir saya mengatakan bahwa Rancangan ini, bersystem sendiri, berbeda dengan UU beperapa negara yang terkemuka di dunia ini, seperti Dai Nippon, Amerika, Rusia, Perancis dan lainnya. Inilah yang menjadi kekuatannya...”.

Konstitusi bangsa Indonesia benar-benar memiliki kekuatan, dan itu karena adanya pengakuan terhadap keberadaan Tuhan. Akan tetapi, dalam perjalanan sejara berikutnya, selalu saja ada yang ingin merubah Pancasila dan UUD 1945, akan tetapi selalu saja mengalami kegagalan dan tidak berdaya.

Di dalam Konstituate hasil Pemilu 1955, ada yang menginginkan Indonesia dijadikan negara agama dan ada yang menginginkan Indonesia sebagai negara bebas beragama, akibatnya terjadi pemberontakan di mana-mana. Untuk menyelamatkan bangsa dari perpecahan, Bung Karno mengeluarkan Dekrit tahun 1959, kembali kepada UUD 1945.
Selanjutnya, kuatnya infiltrasi PKI, Pancasila di peras menjadi Tri Sila lalu diperas lagi menjadi Eka Sila yaitu Gotong Royong. Tanpa Ke Tuhanan Yang Maha Esa, maka Gotong Royong yang tampak baik menurut manusia, ternyata kehilangan nuansa religius karena gotong royong bisa saja digunakan untuk kejahatan. Kondisi ini telah bermuara kepada terjadinya kudeta, pada 30 September 1965, akan tetapi tidak berlangsung lama, karena PKI tidak berdaya, menghadapi pendukung Pancasila.

Orde Baru dengan “Konsensus Nasional” bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Sejak itu bangsa Indonesia mulai menata sistem ketatanegaraan sesuai UUD 1945 lalu melaksanakan pembangunan sesuai cita-cita kemerdekaan. Berbagai hasil pembangunan mulai dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia, akan tetapi merupakan Sunnah Allah Ta’ala, ketika Oede Baru terlalu lama berkuasa, KKN mulai merajalela, politisi sulit bicara, kesejahteraan tidak merata, yang bermuara muculnya gerakan rakyat terbuka, menuntut penguasa turun tahta.

Gerakan rakyat yang dikenal dengan reformasi, sayangnya, gerakan yang tanpa konsepsi, akhirnya bias dan tak terkendali, kondisi ini dimanfaatkan oleh meraka yang selama ini ingin merubah konstitusi negara. Reformasi bukan lagi gerakan meluruskan pengalahgunaan kewenangan, melainkan berubah menjadi gerakan merombak sistem tatanegara, yang membuat bangsa Indonesia keluar dari kesepakatan.
Keadaan ini pernah disabdakan Rasulullah saw:Tidak akan terjadi kiamat, sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Ada orang yang bertanya: “Ya Rasulullah, mengikuti orang Persia dan Romawi? Jawab Beliau: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah ra, shahih).

Begitulah sebagian umat Islam mulai mengagumi, lalu tanpa disadari mulai mengikuti, peradaban Romawi warisan dari Yunani. Mengikuti peradaban Yunai Kuno yang diilhami mitos evolusi dan faham materialis, yang tidak mengenal Tuhan atau atheis, telah menjadikan musyawarah yang bernuansa religius, bergeser menjadi demokrasi materialis, dengan menganut sistem one man one vote, kebenaran ditentukan suara mayoritas.

Betapa sedihnya, ketika Umat Islam Indonesia mulai memandang sebelah mata, terhadap tuntunan yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya, lalu lebih mengagung-agungkan akalnya, dan memperturutkan hawa nafsunya
Beberapa hal yang perlu dicermati bersama, merubah UUD 1945 dengan semena-mena, telah bertentangan dengan firman Allah Ta’ala:
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (urusan apa saja). Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada-Nya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada Nya. (Ali Imran: 159).

Ayat ini memberi isyarat bagi manusia, walaupun hukum buatan manusia itu tidak pernah ada yang sempurna, tetapi ketika kesepakatan telah diambil bersama, maka Allah suka jika mereka menetapinya. Dan setiap yang Allah suka, pasti membawa kebaikan bagi yang mematuhinya, di antaranya berupa pertolongan yang tidak disangka-sangka, seperti pertolongan Allah Swt, ketika bangsa ini merdeka.

Pendiri negara memberi peluang untuk merubah UUD 1945, karena disadari bahwa buatan manusia tidak ada yang sempurna, akan tetapi tidak untuk digunakan semena-mena, melainkan jika negara memerlukan seperti ketika untuk memperoleh kedaulatan, bentuk negara disyaratkan dalam bentuk serikat, maka diberlakukannya UUD Sementara. Kedaulatan Negara adalah sesuatu yang sangat penting bagi sebuah negara, karena itu memberlakukan UUD Sementara bukanlah sekedar kepentingan rakyat saja, atau pemerintah saja, apalagi sekedar kepentingan politisi saja, melainkan kepentingan seluruhnya, termasuk wilayah teritorialnya.

Mari kita cermati, apakah perubahan UUD 1945 dengan dalih amandemen benar-benar kepentingan negara atau hanya kepentingan politisi yang tanpa disadari mereka ditunggangi, oleh gerakan yang sejak lama ingin merubah system negeri ini, disaat sebagian umat Islam juga mulai mengagumi peradaban Romawi seperti yang telah diisyaratkan Nabi.

Kedaulatan rakyat, yang dikehendaki UUD 1945, diwujudkan dalam bentuk musyawarah dan bukan demokrasi yang menganut system “one man one voote” mengukur kebenaran dan kebaikan dengan suara mayoritas.Di saat kondisi bangsa seperti saat ini, seolah tidak ditemukan solusi, lalu ada yang menyuarakan untuk menegakkan syari’at Islam dengan cara semaunya. Karena itu mari kita bandingkan mekanisme sebelum dan sesudah dirubahnya UUD 1945, mana yang lebih dekat dengan syari’at Allah Ta’ala.

Membatasi masa kepemimpinan

Islam tidak membatasi masa jabatan kepemimpinannya melainkan jika meninggal dunia, uzur tidak dapat lagi melaksanakan kepemimpinannya, mengundurkan diri atau melakukan kesalahan.Setelah UUD 1945 diganti, hanya karena Soeharto berkuasa cukup lama maka masa jabatan Presiden dibatasi padalah Soeharto bukan jadi Presiden selama 32 tahun melainkan tetap hanya lima tahun lalu dipilih kembali.

Pada masa Pemerintahan di Madinah, mulai Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, Usman sampai Ali, menjadi kepala pemerintahan sampai menginggal dunia. Bagaimana jika ada pemimpin yang baik, lalu hanya karena undang-undang buatan manusia, terpaksa harus diganti, walaupun pemimpin yang baru sebagai penggantinya tidak lebih baik.

Persyaratan menjadi pemimpin
Setelah UUD 1945 diganti, untuk menjadi Presiden maka calon presiden mendaftarkan diri minta dipilih.Hal ini bertentangan dengan sabda Rasulullah saw:
Janganlah engkau meminta kepemimpinan (jabatan), karena jika engkau diberi jabatan tanpa meminta, niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah dengan diberi taufiq kepada jalan kebenaran), akan tetapi jika kau dapatkan jabatan karena meminta, niscaya akan diminta (pertanggungjawabannya) kepadamu (tanpa pertolongan) (HR. Bukhari, dalam sahihnya no.7146 dan 7147)yang mengherankan, tidak sedikit ustad atau kiyai yang sudah pasti tahu hadist ini, ternyata ikut-ikutan mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin.

Bung Karno, dijemput di Rengasdengklok, oleh kaum pergerakan untuk membacakan Proklamasi yang kemudian menggiringnya menjadi Presiden pertama.Pak Harto,dalam setiap pelaksanaan Sidang Istimewa MPR selalu dihubungi oleh para pimpinan fraksi meminta kesediaannya untuk dicalonkan sebagai Presiden.Pak Habibie, jadi Presiden karena memang harus jadi Presiden sebagai pengganti Presiden yang berhenti.

Gus Dur, diminta oleh para pimpinan fraksi di MPR untuk dicalonkan menjadi Presiden.
Megawati, jadi Presiden karena memang harus jadi Presiden sebagai pengganti Presiden yang berhenti.Setelah UUD 1945 diganti, Undang-undang menghendaki Susilo Bambang Yudhoyono, mencalonkan dan mendaftarkan dirinya ke KPU menjadi calon Presiden, untuk dipilih oleh seluruh rakyat Indonesia.Karena itu, boleh jadi sejak kepemimpinan SBY, jauh dari pertolongan Allah Swt ditandai dengan berbagai bencana terus menerus terjadi tanpa henti dan tanpa diduga. Allah Swt telah memperingatkan melalui firman-Nya: Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al A’raaf: 96)

Musyawarah
Peserta
Rasulullah saw bersabda:
Seorang yang diminta musyawarahnya adalah orang yang dipercaya”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah)
Hadits ini mengisyaratkan bahwa ahli syura (peserta musyawarah) haruslah yang amanah, karena hanya orang-orang yang amanah sajalah yang dapat dipercaya, dipercaya aqidahnya, dipercaya kebijakannya, dipercaya ilmunya dan dipercaya niatnya hanya untuk kemaslahatan semata-mata, dan mengharapkan ridho Allah Swt. Dengan demikian maka peserta musyawarah adalah para ulama, yaitu para ilmuwan yang benar-benar mengerti tentang materi yang menjadi bahasan, bertaqwa dan takut kepada hukum Tuhan, bijaksana dalam memutuskan suatu urusan, dan berkeinginan yang baik untuk umat secara keseluruhan.Setelah UUD 1945 diganti, Utusan Golongan yang mewakili para ahli dihapus sehingga peserta musyawarah hanyalah para politisi yang mengandalkan suara mayoritas

Pengambilan keputusan
Musyawarah yang memiliki nuansa religius dan sesuai tuntunan Allah Swt telah bergeser dengan vooting sehingga sebelum sidang, yang diperhitungkan adalah dukungan 50% tambah satu, bukan baik dan buruknya secara argumentatif yang tidak bertentangan dengan hukum Tuhan.

Untuk pengambilan keputusan berdasarkan suara mayoritas, Allah berfirman:
dan jika kamu menurut kebanyakan orang-orang di muka bumi, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah (padahal jalan Allah adalah jalah terbaik), mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (Al An’aam: 116).
Mengukur kebenaran dengan mayoritas suara manusia, hanyalah kebenaran yang penuh prasangka dan dusta, dalam kondisi penuh prasangka dan dusta, Rasulullah saw, bersabda:Akan tiba nanti kepada umat manusia, masa-masa yang penuh tipudaya. Pendusta dianggap jujur, jujur dianggap pendusta, khianat dianggap amanah, amanah dicap khianat. Dan mulai angkat bicara para Ruwaibidhah!. Ada yang bertanya: “Siapa itu Ruwaibidhah ?”. Beliau menjawab: “Orang dungu sok bicara tentang urusan orang banyak” (HR. Ibnu Majjah, Al Hakim, Ahmad).

Seperti, kampanye saat ini lebih didominasi oleh panggung gembira yang hanya menghasilkan prasangka dan dusta, karena juru bicaranya, terkadang justru yang tidak tahu apa-apa. Karena itu tidaklah mengherankan, jika pemimpin yang muncul dari kampanye model masa ini, bukanlah yang ahli dan terbaik, akan tetapi sekedar populer, sehingga sulit dibedakan antara politisi dan selebriti.

Unjuk Rasa
Gerakan unjuk rasa tidak dikenal dalam Islam, karena Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa maka janganlah melakukannya dengan terang-terangan di hadapan umum. Akan tetapi dengan cara mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri. Jika ia menerimanya maka inilah yang diharapkan, jika tidak menerimanya maka ia telah melakukan kewajibannya.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi Ashim, Al Hakim, Baihaqi. Dari Abu Hurairah Dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal).
Kemudian: “Kelak akan terjadi para penguasa dan mereka mengumpul-ngumpulkan harta (korupsi.).” Maka kami bertanya : “Maka apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab : “Tunaikanlah baiat yang pertama, tunaikanlah hak-hak penguasa, sesungguhnya Allah akan bertanya pada mereka atas apa-apa yang mereka lakukan terhadap kalian.” (HR. Bukhari-Muslim).

Unjuk rasa adalah konsepsi strategis buatan kaum materialis, untuk mengetahui keinginan dan kekuatan pengunjuk rasa lalu membuat perkiraan antisipasinya, jika unjuk rasa itu jadi anarkhis, maka dapat dijadikan dalih untuk mengambil tindakan hukum. Sehebat apapun unjuk rasa tidak memiliki legalitas. Betapa banyak unjuk rasa di dunia ini, seperti anti Yahudi, anti Amerika dan yang sejenisnya, tetapi tidak membuat Yahudi berhenti beraksi, juga Amerika tetap saja dengan gayanya sebagai polisi dunia.Jihad di dalam Islam adalah bersabar menerima keadaaan dan memohon pertolongan Allah, seperti umat Islam pada periode Mekah sebelum hijrah, atau berperang jika diserang dengan tetap mengharap pertolongan Allah seperti pasukan muslimin pada periode Madinah setelah hijrah.

Jihad itu benar, menegakkan syariat itu juga benar akan tetapi untuk menegakkannya, harus dengan cara yang benar, kebenaran itu hanya yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya, karena itu untuk menegakkan syariat Islam dengan sebenarnya, janganlah dengan cara yang membuat Allah tidak suka. Boleh jadi, bencana silih berganti tiada henti, seperti yang dialami bangsa ini sejak UUD 1945 diganti, karena rahmat Allah tidak berpihak lagi kepada bangsa ini. Dan boleh jadi pula, sebagai goncangan kuat bagi umat Islam Indonesia, baik politisinya maupun pejabat negara, agar terbangun dari lelapnya lalu bangkit dan kembali kepada tuntunan yang datangnya dari Allah Swt.

Karena itu, kembali kepada Pancasila dan UUD 1945 adalah jihad kita, jihadnya umat Islam Indonesia. Berpegang teguhlah kepada tuntunan Allah Swt, agar bangsa ini bermartabat dan tidak gila. Karena mereka yang gila, gila kuasa, gila dukungan suara, gila harta berbagai kegilaan lainnya, hanyalah karena terbuai ajaran buatan manusia, yang penuh rekayasa dan dusta.

Sesuai janji Allah Swt, pada saatnya kita akan melihatnya, siapa yang sebenarnya gila. Dan ternyata saat ini sudah ditampakkan di depan mata, betapa banyak pemimpin, politisi dan pejabat negara, bahkan ada juga yang dipanggil ustad atau kyai, yang tidur di penjara, segala puji hanya Bagi Allah Swt.
(Siswa Supriyatna/ Almamater edisi Juni)

Sekolah Kejuruan Teknik Kian diminati


“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah pendahulunya, para pahlawan yang telah membangun negeri ini”.

Redaksi Almamater mencoba mengulas sejarah Pendidikan teknik dan kejuruan di Indonesia yang dilangsir dari berbagai sumber.

Pendidikan teknik dan kejuruan selama ini masih banyak dipandang sebelah mata. Mereka yang belajar disekolah teknik kejuruan biasanya karena merasa “terpaksa”, tak ada pilihan lain setelah tak diterima disekolah umum. Walaupun tidak sedikit pelajar yang benar-benar menjadikan pendidikan teknik dan kejuruan sebagai pilihan hidup, cap sebagai sekolah pinggiran masih melekat di masyarakat.

Seiring dengan perkembangan zaman, sekolah teknik dan kejuruan kini diminati masyarakat dan tak kalah favoritnya dengan sekolah umum. Bahkan sekolah teknik seperti teknik mesin, listrik, otomotif, dan penerbangan yang selama ini dianggap tabu bagi wanita, kini mulai banyak digemari. Wanita kini tidak merasa risih lagi menggeluti bidang mesin, listrik atau otomotif.

Namun apabila kita menilik sejarah pendidikan teknik dan kejuruan, sejak masa penjajahan, bidang ini sudah banyak diminati masyarakat. Perhatian dan kepedulian pemerintah membuat pendidikan teknik dan kejuruan mencatat perkembangan yang pesat.
Sejarah pendidikan teknik dan kejuruan di Indonesi diawali dengan didirikannya Ambacht School van Soerabaja tahun 1853 oleh pihak swasta. Sekolah ini terutama ditujukan untuk laki-laki keturunan Eropa khususnya Belanda, dari golongan miskin yang tinggal di Hindia Belanda ketika itu.

Pada akhir abad ke-19 pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga pendidikan di Jakarta dengan nama Ambacht Leergang. Kemudian pada tahun 1901 dilanjutkan dengan pembukakan lembaga pendidikan bernama Koningin Welhelmina School (KWS) yang para siswanya terdiri atas tamatan Europeese school yang diperuntukan khusus untuk orang-orang Eropa.

Pendidikan teknik dan kejuruan tingkat pertama di Indonesia menjelang akhir masa pejajahan Belanda hingga masa pendudukan Jepang (1942-1945) terdiri atas: Ambacht Leergang, yang mempersiapkan pekerja-pekerja tukang, Ambacht School, yang memberikan latihan yang lebih tinggi, dan Technische School, yang memberikan latihan yang lebih tinggi dan bersifat teoris.

Ketiga jenis lembaga pendidikan teknik dan kejuruan ini tetap bertahan sesudah Indonesia merdeka dengan mengalami perubahan-perubahan nama dan disini terdapat beberapa perubahan kurikulum. Perkembangan jumlah sekolah berjalan pesat sesuai dengan menigkatnya minat para pemuda untuk menuntut pengetahuan teknik dan kejuruan.
Pada masa kemerdekaan, Ambacht Leergang dikenal dengan Sekolah Pertukangan (SPT), Ambacht School menjadi Sekolah Pertukangan Lanjutan (SPL), dan Technische School sebagai Sekolah Teknik (ST), sedangkan THS menjadi Institut Teknologi Bandung(ITB).

Lama pendidikan SPT adalah 2 tahun setelah SD 6 tahun. SPL adalah 1 tahun setelah SPT , SPT adalah 4 tahun yang kemudian menjadi 3 tahun setelah SD. Lembaga pendidikan teknik dan kejuruan berkembang menjadi lembaga pendidikan kejuruan yag mempunyai peran sentral dalam penyediaan tenaga tukang yang terampil dan teknisi tingkat pertama. Jurusan-jurusan yang dibuka pada lembaga pendidikan teknik tersebut didasarkan atas penggolongan jabatan (job description) dan analisis pekerjaan (job analysis) beserta persyaratan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO).

Dengan melihat sejarah tersebut, berarti sekolah teknik dan kejuruan baru dibuka 317 tahun setelah pertama yang didirikan oleh Portugis dan 246 tahun setelah sekolah pertama didirikan oleh VOC/ Belanda.

Dengan demikian, hingga saat ini sekolah kejuruan di Indonesia telah berusia 1,5 abad. menjelang berakhirnya kekuasaan Belanda, pada tahun 1940 terdapat sekitar 88 sekolah kejuruan di Indoneasia dengan 13.230 siswa, umumnya dalam bidang pertukangan, teknik, dan pertanian.

Sejak kemerdekaan hingga sekarang, pendidikan teknik dan kejuruan berkembang pesat. Saat ini , terdapat 4.200 SMK dengan siswa 2,1 juta orang atau 35% dari total populasi siswa SLTA. Karena berhadapan langsung dengan dunia kerja, sepanjang sejarahnya sekolah ini sangat dinamis, terbukti dari kurikulum yang sering diperbarui dan banyaknya inovasi yang diluncurkan untuk membuat sekolah ini lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Bahkan, nomenklatur sekolah pun berubah-ubah, kadang-kadang membigungkan.

Untuk itu, reposisi pendidikan teknik dan kejuruan harus dilakukan sebagai upaya penataan kembali konsep, perencanaan dan implementasinya untuk meningkatkan mutu SDM yang mengacau kepada trand kebutuhan pasar kerja.Reposisi pendidikan teknik dan kejuruan dilakukan melalui langkah penataan ulang sistem pendidikan dan pelatihan teknik dan kejuruan secara menyeluruh.

Pada tahap awal, perlu dilakukan penataan ulang terhadap SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebagai lembaga diklat kejuruan yang sudah ada di hampir semua Kabupaten/kota.Penataan ulang ini merupakan upaya untuk menata kembali seluruh sistem diklat kejuruan. baik yang diselengarakan pada jalur pendidikan formal maupun non formal. Penataan ulang dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi, dan relavansi diklat kejuruan dengan tuntutan pembangunan wilayah serta kaitannya dengan perencanaan tenaga kerja yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi.Dengan penataan kembali sistem pendidikan teknik dan kejuruan diharapkan sejarah pendidikan teknik dan kejuruan tidak menjadi mata rantai yang terputus yang akn dilupakan generasi mendatang.
(Budi.sd) (Disarikan Dari berbagai sumber/Sejarah pendidikan teknik dan kejuruan Indonesia, Depdiknas)

Almamaterisme


SMK Taman Harapan Bekasi, dalam kegiatan Paskibra menjelang 100 Th kebangkitan nasional

Carilah, Kampus yang Memproses SDM Handal

Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat itu merupakan nilai-nilai mulia yang terkandung dalam Tridarma Perguruan Tinggi. Dikaji ulang dari sisi manapun tidak ada yang akan menyatakan bahwa semua ini salah. Hingga Jutaan masyarakat tiap tahunnya rela melakukan apa saja agar putra dan putrinya bisa diterima dan di didik di Perguruan tinggi. dengan harapan suatu saat bisa mandiri, berbakti kepada mereka dan berguna bagi Negeri ini.

Perguruan Tinggi merupakan jenjang pendidikan formal terakhir, dari sanalah Negara kita ini berharapan akan lahirnya sumber daya manusia handal untuk membangun kesejahteraan dan kemakmuran. SDM handal yang didambakan itu tidak lahir dengan proses karbitan. Generasi ini lahir melalui proses pembinaan dan pengelolaan karakter yang alami untuk matang. Ibarat buah matang dipohon rasa manis dan daya tahannya beda dengan buah karbitan.

Pemrosesan mahasiswa di perguruan tinggi secara baik dan benar merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar lagi untuk dipertanggung jawabkan kepada orang tua–orang tua mahasiswa, karena mereka rela memberikan kompensasi sebagai nilai kepercayaan untuk membina dan mendidik putra dan putri mereka.

Mahasiswa, akan kemanakah setelah diwisuda dengan gelar Sarjananya. Perlu kita bertanya sudah cukupkah selembar Ijazah dan gelar akademik yang dilegalitas oleh Perguruan Tinggi tersebut. Sudah sebandingkah kompensasi pendidikan yang mereka lakoni selama ini dan seberapa handal “Jurus-jurus“ yang diperoleh untuk menghadapi kenyataan dilingkungan masyarakat luas.

Mahasiswa pun tidak bisa selalu dibenarkan, orang tua rela berkonsentrasi untuk selalu memberikan “beasiswa“ secara gratis untuk biaya pendidikan tiap hari atau tiap bulannya. dengan permintaan belajar, belajar dan belajar. prestasi dalam belajar itulah yang membuat orang tua terus mensubsidi biaya pendidikan sang harapan bangsa ini.

Mahasiswa pun perlu pemahaman dari seluruh aspek dalam mencermati permintaan belajar dari orang tua. Belajar itu tidak selalu diartikan harus baca buku pelajaran melulu, datang ke kampus, dengerin dosen lalu pulang. Tiap semester harapkan IPK skala 3.00, empat tahun berlalu wisuda pun datang dengan gelar akademik “ Sarjana“ pun sah dalam gengaman. Tetapi sampai sekarang kok belum ada yang nawarin dan mengajak kerja pada hal “Awak ni“ lulusan Universitas terkenal dengan jumlah mahasiswa ratusan ribu.
Tetapi harapan tinggal harapan dan bermimpi burukpun tidak pernah saat sang mahasiswa tersebut parkir dirumah tiap hari dengan gelar Sarjana Pengangguran. Sudah jadi rahasia umum di Negeri tercinta ini ratusan ribu sarjana pintar yang antri mencari dan berebut kalimat “dibutuhkan atau dicari“ baik dimedia massa atau melalui “Departemen perburuhan“ setempat.

Ironisnya, ada mahasiswa yang nota-bene tidak pintar-pintar amat, IPK nya ditulis dengan kata CUKUP, tetapi bisa tampil dengan mengesankan dengan bermodalkan apa yang dia bisa dan sedikit kepercayaan yang diberikan untuk mengelola sebuah usaha ataupun mengisi ruang-ruang vital dalam melayani jutaan konsumen.

Usut sana sini, kenapa ini berlaku?. jawaban positif dan negatif pun bermunculan. faktor nasib dan keberuntunganlah, karena ini, karena itulah dan sebagainya dan sebagainya. Bahkan ada yang berpendapat di dalam seminar yang dilaksanakan belum lama ini, bahwa sistem pendidikan Negara inilah yang membuat jadi begini. Benar atau pun salah pendapat itu, semua terserah penilaian berjutaan orang di ranah ini.
Sejatinya, mahasiswa dengan kepintaran rata-rata ini telah membuat anak tangga kesuksesan bersama komunitasnya untuk mengembangkan kepribadian, keterampilan serta keilmuan yang disebut kegiatan kemahasiswaan atau organisasi kemahasiswaan. Ditempa dan diasah oleh berbagai pengalaman dalam menjalani kegiatan dan segala macam hal yang dihadapi, telah menjadikan dia tumbuh, tangguh, berkembang dan matang bersama Networking Almamaterisme yang disulamnya. Hingga waktunya tiba tinggal melangkahkan kaki dengan anak tangga yang telah dibangunnya memasuki ruang sukses yang telah menanti dimasyarakat.

Keyword buat mahasiswa gemilang ini adalah dia telah diproses dengan baik oleh Kampus yang lebih mengutamakan pendidikan sesuai dengan karakter dan cita-cita mahasiswanya, mampu mengelola Alumninya dan membangun jembatan kerjasama yang konsekwen dengan masyarakat global.

Jadi masyarakat yang punya keinginan putra-putri suskses janganlah mempercayakan pendidikan kepada iklan. Carilah lembaga pendidikan yang memproses SDM yang handal. Agar beberapa tahun yang akan datang bermunculan SDM yang siap menghadapi kondisi dan tidak merengek-rengek mempersalahkan keadaan. Karena untuk membangun negara yang makmur dan sejahtera diawali dari diri sendiri. Bila jutaan orang melakukan hal sama, tidak mustahil bumi pertiwi ini meraih cita–cita nya.(Budi/Almamater)

Lulusan Mandiri dan Berteknologi Informasi

Almamater. Jakarta. Saat wisuda bagi mahasiswa merupakan saat yang mengembirakan dan saat yang paling mendebarkan. Wisuda diperguruan tinggi merupakan akhir dari sebuah pendidikan yang telah ditempuh dengan berbagai bidang ilmu. Selepas wisuda dan mendapat gelar akademik katakanlah Sarjana mestinya dia telah terlahir sebagai intelektual yang siap mengawali langkah kesuksesan yang bakal digapainya didalam berkehidupan sebagai masyarakat. dan sebagai generasi muda bangsa lulusan-lulusan perguruan tinggi bisa menjadi panutan dalam melangkah, bertindak bahkan bisa memimpin untuk dirinya sendiri maupun masyarakat. Dan jangan sampai lulusan dengan gelar sarjana tidak bisa berbuat apa-apa yang akhirnya mendapat gelar baru dari masyarakat “Sarjana Penganguran”
Dalam wisuda STIKOM CKI Jakarta yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu di anjungan daerah Lampung Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
.Ketua STIKOM CKI Mesra Betty Yel, SE.MM.M.Kom dalam kata sambutannya berpesan kepada lulusannya bahwa semua yang telah dicapai ini bukan akhir dari semua perjuangan tetapi merupakan awal dari semua perjuangan yang ingin dicapai.

Teddy Sukardi.Msc seorang praktisi dan konsultan IT dibidang perangkat lunak Komputer (Software) menyampaikan orasi ilmiahnya yang bertema Kemandirian dalam Teknologi Informasi dihadapan 23 orang wisudawan dan undangan yang hadir pada saat itu. Beliau mengajak agar wisudawan/i terus mengembangkan ilmu yang telah didapatkan dan bisa mandiri dalam memamfaatkan dan mengembangkan Teknologi Informasi untuk bisa menjadikan negara Indonesia bisa bersaing dengan Negara–negara lain yang telah lebih dahulu maju di bidang Teknologi Informasi. Apalagi dimasa sekarang dan masa yang akan datang semua hal selalu berkaitan dengan Teknologi Informasi. Untuk itu sebagai lulusan Teknologi Informatika dan Sistim Informasi peluang dan tantangan besar itu ada dihadapan mereka. Sarjana-sarjana seperti mereka, Negeri ini dan berjuta orang mengantungkan harapan untuk satu saat bisa memproduksi sendiri dan menciptakan teknologi informasi tanpa terlalu mengharapkan bantuan asing.
(Budi.s darma / tim almamater)

Koperasi untuk Pemberdayaan lulusan


Almamater. Tangerang. Beberapa waktu yang lalu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PARIPURNA yang telah mendapatkan izin operasional dari Surat Keputuan Mendiknas No.153/D/0/2001 dan SK BAN PT/No.034/BAN-PT/AK-X/S1/1/2008. Tahun akademik 2007/2008 ini, melaksanakan wisuda sarjana program strata 1(S1) ke-IV di Pusdiklat Depdiknas Sawangan, Banten.
Dihadapan 215 wisudawan dari program strata satu (S1) dan ratusan tamu undangan yang terdiri dari orang tua mahasiswa dan unsur pemerintah kabupaten tanggerang. ketua STIE Paripurna DR. Malthus Sitorus S.Pd.SE.MM. menyampaikan dalam pidato sambutannya bahwa kampus yang dipimpinnya sedang mengembangkan beberapa konsentrasi dalam bidang manajemen: Kewirausahaan, Periklanan, Rumah sakit, Pemerintahan, SDM, Keuangan dan Pemasaran. Serta menawarkan mata kuliah kewirausahaan sebagi mata kuliah unggulan dan sebagai basis dari semua konsentrasi yang sedang dikembangkan. Seiring dengan itu diharapkan keberadaan kampus ditengah masyarakat mampu untuk bersinergi dengan pemerintahan kabupaten tangerang selatan.
Dalam kesempatan itu Kasubdin koperasi yang mewakil kepala Dinas pendidikan propinsi Banten, kepala Dinas perindustrian, perdagangan dan pariwisata Kabupaten Tangerang, menyerahkan SK pengesahan Akte pendirian Koperasi Paripurna kepada ketua Yayasan Paripurna Drs.St.Sitorus Pane,MM yang telah ditanda tangani pada bulan Maret yang lalu. Kepada hadirin beliau menyampaikan bahwa koperasi Paripurna adalah koperasi yang pertama dilingkungan perguruan tinggi se-Kabupaten Tangerang yang memperoleh SK pengesahan Akte koperasi.
Orasi ilmiah yang di sampaikan oleh Prof.DR.Arifin Sitio,.SE.M.Sc dengan tema “Pengembangan jiwa kewirausahaan sebagai unsur pokok bagi pengembangan koperasi dan penumbuhan wirausaha baru”. Menganjurkan lulusan STIE Paripurna untuk berwirausaha dan harus mampu mempraktikan ilmu yang didapat selama ini dalam lingkungan masyarakat, dan sebagai lulusan sarjana ekonomi mestinya ditangan-tangan mereka diharapkan perekonomian bisa bangkit kembali ditengah krisis yang menghantam dan menghimpit bangsa ini. (Budi Sd)

Ketika Memilih Untuk Kuliah


Almamater. Memasuki dunia perkuliahan menjadi sesuatu yang sudah ditunggu-tunggu selepas SMA. Menjadi mahasiswa jadi sebuah pengalaman baru yang mendebarkan. Bagaimana tidak?, yang pasti banyak perbedaannya baik dari cara belajar maupun cara bergaul untuk mengapai masa depan.
Banyak yang bertanya mengapa harus kuliah?, ada yang menjawab untuk mencari kerja, karena didunia kerja jenjang pendidikan jadi syarat utama, hal ini dapat kita temukan dari pengumuman lowongan pekerjaan yang dimuat dimedia massa. Setelah itu baru persyaratan untuk kemampuan atau keterampilan, selanjutnya punya pengalaman dan banyak yang lainnya. Walaupun selembar ijazah Perguruan Tinggi belum tentu bisa mewakili kemampuan yang dimiliki oleh yang bersangkutan dan belum tentu juga sesuai dengan pekerjaan tersebut, tapi itu sudah menjadi rahasia umum.

Bila punya keinginan kuliah untuk mencari pekerjaan, lebih baik selepas menerima ijazah SMA ada tawaran untuk bekerja rengkuhlah kesempatan itu. Karena siapa yang bisa menjamin selepas kuliah akan mendapatkan posisi yang baik didunia kerja, karena masih banyak pengangguran yang nota bene nya sarjana.
Pada umumnya siswa yang telah lulus dari SMA, SMEA, SMK dan jenjang sederajat lainnya memilih untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta(PTS). Di PT terdapat Program Studi berdasarkan subyek mata kuliah yang diambil. Setiap Program Studi memiliki materi dan sifat pembelajaran yang berbeda-beda.

Memilih program studi atau Jurusan kuliah bukan urusan yang mudah dan bukan persoalan yang sepele. Banyak faktor yang harus diperhitungkan dan perlu pemahaman. Memilih secara tergesa-gesa tanpa memperhitungkan segala aspek akan berakibat fatal mulai dari kesadaran yang terlambat bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan kepribadian sampai pada drop out (DO) atau dikeluarkannya karena dinyatakan tidak mampu mengikuti pendidikan yang diikutinya. Maka dari itu pemilihan jurusan sedini mungkin harus mulai dipertimbangkan. Salah pilih merupakan bencana dan kerugian besar untuk masa depan.

Memilih Program Studi Perguruan Tinggi
Menyesuaikan Cita-Cita, Minat dan Bakat
Bagi yang telah memiliki cita-cita tertentu, maka lihatlah program studi atau jurusan apa yang dapat membawa menuju profesi atau pekerjaan yang diinginkan tersebut. Janganlah memilih jurusan teknik geodesi jika anda ingin menjadi seorang dokter ahli kandungan dan jangan pula memilih jurusan sastra jawa jika bercita-cita menjadi polisi.
Sesuaikan jurusan yang ingin diambil dengan minat dan bakat. Jika tidak menyukai hitung-hitungan janganlah mengambil jurusan matematika dan jika tidak menyukai menggambar jangan mengambil jurusan teknik sipil. Kemudian lihat bakat anda saat ini. Mengembangkan bakat yang sudah ada disertai dengan rasa suka dan cita-cita pada suatu jurusan studi akan menjadi pilihan yang tepat. Hampir boleh dipastikan, tidak ada mahasiswa yang berhasil dalam studi jika itu bertentangan dengan minat dan bakatnya
Carilah informasi yang banyak sebagai bahan pertimbangan anda untuk memilih jurusan. Cari dan gali informasi dari banyak sumber seperti orang tua, saudara, guru, teman, bimbel, tetangga, konsultan pendidikan, kakak kelas, teman mahasiswa, profesional, dan lain sebagainya. Jangan mudah terpengaruh dengan orang lain yang kurang menguasai informasi atau ikut-ikutan teman / trend. Internet juga merupakan media yang tepat dan bebas untuk bertanya kepada orang-orang di dalamnya tentang apa yang ingin kita ketahui. Cari situs forum atau chating melalui messenger dengan orang yang dapat dipercaya. Semua informasi yang didapat dirangkum dan dijadikan bahan untuk membantu memilih jurusan

Biaya dan lokasi
keuangan sangat menentukan pilihan anda, ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus diperhitungkan. Kuliah diperguruan tinggi melibatkan komponen biaya. Anda mungkin geleng geleng kepala kalau disebutkan biaya-biaya yang dikeluarakan: mulai uang pendaftaran, uang gedung, uang kuliah, uang SKS, uang praktikum, uang ujian, uang jaket,uang buku, uang kesehatan, uang KKN uang Skripsi, uang ini, uang itu...... belum lagi biaya -biaya tidak langsung, seperti biaya kos, biaya hidup, biaya transportasi, biaya fotocopy, dan lain lain. Dikalikan saja dengan sekian tahun masa kuliah. kalau seandainya bisa tinggal dirumah selama kuliah, sebaiknya ini yang dipilih. jadi pilihlah PT yang ada dikota anda,. Kalau harus kuliah diluar kota, usahakan untuk tinggal dirumah saudara, Ini akan sangat membantu.
Sebelum melakukan pendaftaran, tanyakan semua komponen biaya yang harus anda bayarkan Di PT yang bersangkutan. Ingat kuliah tidak hanya membayar uang kuliah saja. Tanyakan juga waktu pembayarannya. Biasanya memberlakukan sistem pembayaran tidak memberatkan mahasiswa, misalnya uang gedung boleh diangsur sekian kali uang kuliah pokok dan uang Sks tidak dibayar bersamaan, Perlu diperhitungkan jika tidak ingin gagal karenanya. Jika dana yang ada nanti belum mencukupi, maka carilah beasiswa, keringanan, pekerjaan paruh waktu / freelance atau sponsor untuk mencukupi kebutuhan dana anda. Jangan jadikan pula uang sebagai faktor yang sangat menghambat masa depan anda.

Daya Tampung Jurusan / Peluang Diterima
Perhatikan daya tampung suatu jurusan di PTN dan PTS favorit. Pada umumnya memiliki kuantitas yang terbatas dan diperebutkan oleh banyak orang. Jangan membebani diri anda dengan target untuk berkuliah di tempat tertentu dengan jurusan tertentu yang favorit. bisa stres jika kehendak anda tidak terpenuhi. Buat banyak pilihan tempat kuliah beserta jurusannya.
Ukur kemampuan untuk melihat sejauh mana peluang menempati suatu jurusan di tempat favorit. Adanya seleksi masal yang murni seperti UMPTN, SPMB, dan sebagainya dapat menjegal masa depan studi anda jika tidak persiapkan dan diperhitungkan matang-matang. Pelajari soal-soal seleksi dan ikuti ujian try-out sebagai percobaan anda dalam mengukur kemampuan yang anda miliki.
Namun jangan terlalu minder dengan hasil yang didapat. Jika pada jalur seleksi ada 2 jurusan yang dapat dipilih, pilih satu jurusan & tempat yang anda cita-citakan dan satu jurusan lain atau lokasi lain yang sesuai atau sedikit di bawah kemampuan anda.

Masa Depan Karir dan Pekerjaan
Lihatlah ke depan setelah anda lulus nanti. Apakah jurusan yang anda ambil nanti dapat mengantar anda untuk mendapatkan pekerjaan dan karir yang baik? Banyak jurusan-jurusan yang saat ini lulusannya menganggur tidak bekerja. Tidak hanya orang dari jurusan tertentu saja yang dapat bekerja pada suatu profesi, karena saat ini rekrutmen perusahaan dalam mencari tenaga kerja tidak melihat seseorang dari latar belakang pendidikan saja, namun juga pengalaman.Tetapi jika kompetensi, keberanian dan kemampuan anda jauh dari orang-orang normal, maka jurusan apapun yang anda ambil sah-sah saja. Biarkanlah hati dan akal sehat anda bicara tanpa adanya campur tangan dari orang lain. Konsultasikan dengan orang tua dan orang lain yang anda percayai. Pemilihan jurusan kuliah sangat menentukan masa depan anda.

Memilih Perguruan Tinggi
Dari sekian sekian banyak Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di indonesia, tentu saja tidak semuanya memenuhi kriteria minat, biaya dan frospek karir yang sudah ditentukan, silanglahlah PT yang tidak memenuhi kriteria tersebut. Dengan demikian dari sekian ribu Perguruan Tinggi yang ada semakin dekatlah untuk memilih yang sesuai dengan kriteria teersebut. Tetapi itupun mungkin masih banyak sehingga memerlukan pendekatan lebih. Ada beberapa faktor lagi yang perlu dilihat dari suatu Perguruan Tinggi untuk menentukan pilihan akhir.

Reputasi
Pertimbangan Utama adalah Reputasi dari PTS/PTN tersebut. Reputasi yang dimaksud secara umum dikenal sebagai PT yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai. Lulusan tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan. Bahkan ada lulusan PT yang menjadi rebutan perusahaan yang memakainya. Reputasi PT tidak datang dengan sekejab mata, reputasi itu dibangun dengan kerja keras dan melalui proses yang panjang.

Status Akreditasi
Banyak Perguruan Tinggi mengunakan status Akreditasi sebagai senjata pamungkas untuk mempromosikan dirinya karena itu. Sebab itu merupakan factor utama dan menunjukan mutu dan kemampuan Perguruan tinggi dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status Akreditasi didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk pendidikan, fasilitas, nisbah dosen tetap dan mahasiswa, kurikulum, dan hal yang lainnya. Jadi mempelajari status Akreditasi Program studi merupakan hal yang penting.
Status akreditasi diberikan kepada program studi atau jurusan bukan kepada Perguruan tinggi Jadi tidak ada perguruan tinggi yang disamakan. Ada 2 jenis akreditasi yang diberikan oleh pemerintah kepad program studi di perguruan tinggi;
• Status Terdaftar, diakui atau disamakan diberikan kepada perguruan tinggi swasta.
• Status Terakreditasi atau Nir-akreditasi diberikan kepada semua perguruan tinggi.

Suatu program studi yang sudah dinyatakan terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tingi (BAN- PT) berhak menyelenggarakan sendiri kegiatannya. ini artinya mahasiswa tidak lagi harus mengikuti ujian negara yang dilaksanakan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) selain itu, ijazah yang nantinya diterima setelah lulus cukup disahkan oleh Perguruan tinggi tersebut.

Fasilitas Pendidikan
Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsung proses belajar mengajar yang baik. Bukan itu saja yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium (komputer, bahasa, dll) Bengkel, studio, dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang kaberhasilan mahasiswa. Karena mahasiswa tidak hanya dituntut untuk untuk menguasai wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkan dilapangan. Apalagi untuk jalur pendidikan proffesional yang bersifat aplikatif dan menekankan pada keterampilan.
Boleh saja PT memasang photo-photo gedung yang megah, laboratoriumnya dengan peralatan yang cangih. Coba tanyakan kapan mahasiswa berkesempatan untuk mengunakan fasilitas-fasilitas tersebu. Jangan-jangan hanya dipakai untuk satu atau dua kali untuk satu semester, atau juga hanya untuk mahasiswa tingkat akhir saja.

Kualitas dan Kuantitas dosen
Perkembangan suatu Perguruan Tinggi Swasta pada umumnya paling gampang dilihat dari jumlah mahasiswanya yang selalu bertambah. Ini sangat penting bagi Perguruan tingi tersebut, karena sumber utama pendapatan PTS. Dari mahasiswalah PTS mencukupi kebutuhannya untuk membiayai operasional pendidikan, membangun gedung, menambah fasilitas pendidikan, termasuk membayar gaji dosen dan karyawannya, oleh karena itu ada kecendrungan PTS untuk mengali sebanyak mungkin potensi ini, baik secara kualitas (memperbesar uang gedung dan uang kuliah) maupun kuantitasnya (sebanyak mungkin mahasiswa).
Pada sisi lain, bertambahnya mahasiswa menuntut ditambahnya jumlah dosen. Bukan hal yang gampang mendapatkan jumlah dosen yang memadai, apalagi memenuhi kualitas yang dibutuhkan. Padahal Undang-undang pendidikan tinggi mensyaratkan tercapainya nisbah (rasio) antara dosen tetap dan mahasiswa sebesar 1:30 untuk bidang tudi IPS dan 1: 25 untuk bidang studi IPA.
Mungkin faktor inilah yang merupakan hal yang tersulit bagi PTS dan karenanya sering diabaikan atau direkayasa. Pengabaian secara kuantatif dilakukan dengan membebani dosen yang terbatas jumlahnya dengan beban mengajar yang besar, sehingga waktu dan tenaga dosen-dosen tersebut betul tidak tersisa untuk itu. Ada juga dosen mata kuliah tertentu hanya bisa tatap muka dikelas beberapa persen saka karena dosen tersebut banyak pekerjaan selain mengajar (PNS). Seringkali hal ini dilakukan dengan mengabaikan aspek kualitas pengajarannya. Hampir tidak tersisa lagi waktu untuk melakukan penelitian atau pengabdian masyarakat yang merupakan pilar-pilar Tridarma perguruan tinggi. (Budi Almamater / Dari berbagai sumber)

Kegiatan Kemahasiswaan Untuk Pemberdayaan Mahasiswa


Tujuan Pendidikan Tinggi Menurut PP No.60/1999: Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Penerimaan mahasiswa baru atau lebih dikenal dengan OSPEK, disadari atau tidak merupakan sebuah interaksi awal seorang mahasiswa baru dengan dunia perguruan Tinggi. Yang pasti kesan pertama ini akan mewarnai dunia kemahasiswaan yang bakal dijalani oleh mahasiswa. Prospek OSPEK adalah proses kaderisasi yang dibutuhkan oleh organisasi kemahasiswaan, keberadaannya masih ada yang mempertahankan dengan tingkat fleksibilitas terhadap perubahan jaman dan tidak terpasung dalam dengan tradisi semu yang menimbulkan korban.

Kebutuhan utama dari organisasi kemahasiswaan adalah regenerasi sebagai jaminan keberlangsungan organisasi dan merupakan agenda utama untuk mengisi ruang aktivitas organisasi tersebut. Karena organisasi kemahasiswaan merupakan organisasi yang mengalir seiring dengan waktu akademis keterbatasan waktu studi membuat pengurus yang terlibat didalamnya tidak dapat beraktifitas selamanya. Berbeda dengan organisasi politik dan masyarakat.

Hal ini lah yang membawa di salah satu perguruan tinggi swasta melakukan sebuah konsep Penerimaan Mahasiswa Baru dirubah. Konsep ini bukan sekedar orientasi, bukan menghambur-hamburkan uang tetapi memberikan sebuah pencerahan kepada mahasiswa baru untuk lebih mengetahui kegiatan kemahasiswan yang bisa menunjang minat dan bakat untuk masa yang akan datang selepas menyelesaikan studi.

Setia Budhi Wahono., SE.MM. PUKET III, Bidang kemahasiwaan didalam seminar kemahasiswaan beberapa yang lalu menyebutkan, Pendidikan yang baik tidak lagi berdasarkan atas pola belajar melainkan atas pola pembelajaran, yang perlu saat ini adalah pola pemberdayaan, mahasiswa di berikan kepercayaan dan kebebasan luas untuk mengembangkan dirinya didalam koridor nilai, norma, dan etika masyarakat. Pada masa yang akan datang, peran bidang kemahasiswaan hanya sebagai fasilitator daripada pendamping dengan demikian pendekatan pelayanan akan merupakan hal yang tepat.

Menurut Ketua PMB tahun 2008 ini, organisasi kemahasiswaan yang dewasa dan sehat dicirikan oleh dukungan anggota yang kuat oleh karena itu berlatih organisasi di Perguruan tinggi merupakan hal yang sangat penting
Menurut, Ir. Ahmad Ridwan, Z. Dosen dan pernah menjabat sebagai ketua PMB di STMIK Bani Saleh. Konsep yang dilaksanakan pada tahun lalu adalah mahasiswa baru diperkenalkan dengan seluruh civitas akademik dengan tujuan, inilah unsur-unsur yang akan melayani mahasiswa selama menjalankan studi. kegiatan utamanya Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) wajib melaksanakan seminar tentang komputer I.T untuk mendukung perkuliahan mahasiswa baru. HMJ bekerjasama dengan ketua Program studi masing-masing untuk ikut berpatisipasi dalam rangkain PMB tersebut.

Untuk unit kegiatan kemahasiswaan yang lain, lebih ke Prospek peminatan bakat dan kegemaran seperti: Pelatihan menulis, Fotografi, Musik, Teater, Mapala, Keagamaan, Olahraga, dan kepemimpinan yang dilaksanakan Senat Mahasiswa bersama Unit-unit kegiatan mahasiswa terkait.

Dia juga menyampaikan bahwa bila tujuan mahasiswa kuliah untuk cari kerja ataupun terjun kelingkungan masyarakat, maka mahasiswa itupun harus aktif organisasi kemahasiswaan karena zaman sekarang ini di segala bidang membutuh SDM yang handal. Team Work ( kerjasama), kemampuan atau skill, tanggung jawab sangat diperlukan untuk apapun didalam bermasyarakat. Karena untuk melakukan sesuatu hal yang kecil pun kita perlu berinteraksi. Pengasahan bakat dan minat dan relasi itu bisa didapat dari kegiatan kemahasiswaan. Kelak pada saat jadi alumni tinggal menikmati hasil pengalaman yang pernah dijalani sewaktu aktif di organisasi kemahasiswaan.

Hal positif juga diungkapan oleh ketua Yayasan STMIK Bani Saleh. Kegiatan mahasiswa merupakan hal yang positif, karena melalui kegiatan mahasiswa jiwa-jiwa kepedulian ditanamkan, menjalin kerjasama baik dengan sesama mahasiswa Instansi, Perusahaan maupun masyarakat. Selepas kuliah tidak canggung menghadapi lingkungan masyarakat.

Menyikapi permasalahan dalam dinamika mahasiswa yang sering terjadi seperti tawuran di kampus lain yang sering terlihat, Ibu yang menaungi 3 Perguruan Tinggi swasta ini berkomentar, itu bukan kesalahan mahasiswa, seharusnya kita sebagai orang tua memberikan contoh teladan, bila ada permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan kekeluargaan. Mereka itu melihat contoh, jadi selain pendidikan umum ajarin juga mereka cara beretika, agama dan menghormati orang lain.
Kegiatan kemahasiswaan merupakan hal yang sangat penting, bahkan di beberapa Perguruan tinggi contoh nya STT Telkom Bandung, kegiatan kemahasiswaan dijadikan salah satu syarat untuk ikut Beasiswa dan Wisuda. yang dikenal dengan Tanskrip Aktifitas Kemahasiswaan (TAK).
Dimana mahasiswa diharuskan untuk memenuhi poin-point yang telah ditentukan dengan mengikuti kegiatan kemahasiswan baik dilingkungan kampus sendiri (Internal) maupun kegiatan yang bersifat Nasional. Dengan tujuan agar mahasiswa terlatih untuk bisa berinteraksi dengan beberapa kenyataan hidup di lingkungan masyarakat dan dengan sendiri nya mahasiswa itu siap memasuki gerbang cita-cita. Hal ini dipaparkan oleh pembantu rektor bidang kemahasiswaan Dr. Imam Prasodjo di dalam Rapat Pimpinan Perguruan Tinggi swasta Wil-IV di STIE Ekuitas Bandung beberapa waktu yang lalu.
(Budi.sd/Almamater)