07 April, 2008

Dokter yang Memimpin Rovolusioner Bolivia


Selama 30 tahun pemerintah Bolivia menyembunyikan keberadaan jenazahnya, untuk mencegah dimitoskan tokoh ini. Namun gagal, tanpa kuburanpun dia menjadi salah satu legenda populer dalam sejarah manusia. dengan segala pro-kontranya.


Gambarnya gampang sekali ditemukan, bahkan sampai kepelosok ranah antah-berantah. kalau tidak namanya, setidaknya mukanya. mungkin dia salah satu sosok yang paling dikenal di antero jagat, walaupun bisa jadi tak banyak yang betul- betul kenal dia.

Sosok yang memakai baret berhiasan bintang dengan pandangan tajam jauh kedepan, foto luar biasa karya Alberto Diaz Guitierrez ini tercatat sebagai foto yang paling banyak dicetak ulang. Banyak diolah kedalam berbagai bentuk tampilan visual lain, termasuk di kaos–kaos dan poster-poster. wajah brewok dengan seulas senyum dan cerutu dibibir atau dijepit dijari tangan merupakan gambar lain yang juga sangat dikenal.

Ernesto Guevara De Laserna, demikianlah nama aslinya, lahir 14 Juni 1928 dirosario Argentina. Sebetulnya ia seorang dokter. Namun perjalanan keliling 5 negara Amerika Latin ketika baru lulus Fakultas Kedokteran Universitas Buenos Aires mengubah segalanya. Dalam perjalanan yang dilakukan bersama sahabatnya Alberto Granado dengan mengunakan sepeda motor La Poderosa pada tahun 1952, ia banyak menemukan sejumlah gejala yang menguncangkan perasaan, yakni kemiskinan dan penderitaan rakyat tertindas. Dia pun sampai pada kesimpulan, bahwa hanya ada satu jalan untuk membebaskan rakyat miskin dan mengangkat martabat mereka. Yakni perjuangan bersenjata, jalan revolusioner.

Bukan kebetulan, dia bertemu dengan Fidel Castro di Meksiko. Che Guevara bergabung dalam gerilya untuk menjatuhkan diktator Flugencio Batista yang mendapat dukungan Amerika. Revolusi ini mencatat sukses Batista terguling tahun 1959, Castro jadi penguasa Kuba dan Che, kendati orang Argentina diangkat sebagai kepala Bank Sentral, lalu Menteri Perindustrian.
Pada tahun1965 che Guevara lenyap dan fidel castro mengumumkan bahwa dia telah mengundurkan diri dan meninggalkan kuba. Desas desus menyebutkan, peristiwa ini disebabkan muculnya ketidak cocokan antara kedua tokoh revolusioner ini. Guevara masuk Bolivia bersama 15 pengikutnya, untuk menciptakan revolusi merah di seantero Amerika Selatan.

Seorang pelayan restoran Elis di daerah Perado, pusat kota La Paz, tak pernah melupakan hari-hari 40 tahun lalu. Saat itu Max baru berumur 12 tahun, yatim piatu dan ditugaskan menjadi kasir. Che Guevara bersama beberapa pengikutnya sering datang ke restoran dengan menyamar dan menjadi pelanggan tetap. Seperti terlihat dari kliping- kliping koran yang ditempel di tembok–tembok restoran itu. Max mendapat julukan sebagai El Amigo de Che, alias karib Che.

Max belajar baca tulis dari Che, di berkata ”Che Guevara cita-cita dan ideologinya jelas. Dia ingin mengangkat derajat orang-orang miskin dan kaum tak mampu. agar bisa hidup tenang. Tapi sayangnya kita orang-orang Bolivia tak begitu menghiraukan cita-cita indah dia. tak heran bila sampai sekarang hidup kita miskin begini. Pemerintah tak berbuat apa-apa, bahkan terus menerus membohongi kita, dengan berbagai cara mengekspolitasi kita. Seandainya saja Che Guevara masih hidup, saya yakin perubahan di Bolivia sudah menjadi kenyataan.”

Harapan Max meleset dari kenyataan, karena pada waktu itu, Che tidak mendapat dukungan di Bolivia. Bahkan tidak dari partai komunis Bolivia, malah banyak elemen revolusioner yang mengkhianatinya. Akhirnya Che Guevara bersama gerilyawannya yang terbatas jumlahnya seakan terperangkap di hutan-hutan Bolivia dalam kelaparan dan persenjataan minim.
Felix Rodrigues agen CIA yang diterjunkan membantu tentara Bolivia dalam memburu Che Guevara bercerita tentang penangkapan Che “ pada 7 Oktober 1967 unit intelejen memproleh informasi dari petani mengenai suara dari sebuah kawasan yang tak berpenghuni. Setelah diberitahukan kepada perwira Bolivia maka dengan kekuatan 200 tentara, pada pagi 8 Oktober 1967 kami menyergap kaum gerilyawan ini dan berhasil menangkap Che Guevara dan kawan–kawan.

Tentara Bolivia dan CIA memang mendapat bantuan dari petani, karena pada waktu itu che Guevara belum berhasil menggalang kepercayaan petani yang ingin dia bela dan perjuangkan. Salah satu sebabnya karena Che Guevara orang asing; orang Argentina yang menggerakan revolusi Kuba.

Felix Rodriguez, agen CIA yang berperan besar dalam pemburuan Che Guevara menyebutkan:“Saat itu Che sudah menderita luka pada kaki kanannya dan ketika berhadapan dengan tentara yang menyergapnya, ia berseru “jangan tembak saya Che Guevara, saya lebih berharga bagi kalian dalam keadaan hidup ketimbang mati.

Felix juga mengambarkan pula bagaimana penampilan Che Guevara saat itu, waktu pertama kali saya melihatnya, dia dibalut pakaian compang-camping dan kelaparan. Pada hal gambaran saya tentang dia adalah tokoh yang mengunjungi Moskow, bertemu Mao Zedong di Cina sosok manusia arogan dengan pakaian gerilyanya dan sekarang dia lebih tampak sebagai seorang gembel.

Kesan felix ini tentu dipengaruhi kenyataan bahwa dia adalah agen CIA yang memburu dan memandang che sebagai musuh. Berbeda dengan cara pandang pengikutnya atau setidaknya pengagum Che Guevara.

Seperti Julia cortez, perempuan yang diperkirakan merupakan orang terkhir yang melihat che dalam keadaan hidup saat itu diluar para pemburunya.”Ya, dia mukanya berantakan dan kesehatannya sangat buruk. Pakaiannya sangat lusuh dan sangat kurus. Sakit hati saya melihatnya dalam keadaan begitu. Tapi tetap saja jelas bahwa dia adalah Che Guevara. Kharismanya tetap muncul dan matanya yang tetap tajam. Dia memang seorang yang ganteng. 
(Budi s Darma) / #berbagai sumber

Tidak ada komentar: