21 Juli, 2008

Kebangkitan Nasional dalam Krisis Kebangsaan


Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pejuang Pahlawan bangsa

Almamater. Bekasi. Menyaksikan dan mengikuti perkembangan demokrasi pasca reformasi yang terjadi di masyarakat indonesia saat ini. Semangat dan rasa kebangsaan telah mangalami kemerosotan di tengah masyarakat baik lokal maupun nasional. Kejadian-kejadian seperti keributan yang tejadi di beberapa daerah hanya karena calon calon pemimpin yang menjadi idolanya tidak menang di panggung demokrasi atau pecaturan politik baik ditingkat Kota, Kabupaten hingga Propinsi.

Hal ini menjadi perhatian tersendiri oleh Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra–Putri TNI Polri (FKPPI) 0909 kota Bekasi. Untuk menyikapi hal yang tengah terjadi, dan untuk melanjutkan semangat perjuangan 100 Th kebangkitan Nasional. FKKPI 0909 menyelenggarakan Dialog Interaktif dengan tema Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pejuang pahlawan bangsa. Kegiatan ini dilaksanakan di kodim 0507 yang dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, Lsm, generasi muda, mahasiswa dan pelajar kota Bekasi pada 23 Juni 2008.

Dialog Interaktif yang di gagas oleh H. Siswa Supriyatna bersama FKPPI 0909 ini tidak sesuai rencana akibat padamnya listrik di Wilayah Alun alun kota Bekasi dan sekitarnya saat itu, sehingga dialog interaktif yang direncanakan mulai pukul 09.00 Wib menjadi tertunda, namun hal itu tidak menyurutkan semangat pelaksana, pembicara peserta.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh M. Affandi, Komandan Kodim 0507 kota Bekasi yang baru saja dilantik pada 11 Juni 2008 yang lalu. Kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa veteran perang kemerdekaan.Ketua pelaksana Suprihadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk membangun dan memotifasi meningkatkan rasa Nasionalisme bagi generasi penerus bangsa.

Setali tiga uang, ketua FKKPI 0909 H. Ahmad Zulnaini, menyatakan bahwa dialog interaktif ini begitu penting dan merupakan salah satu upaya untuk menanamkan semangat kebangsaan yang cederung mengalami kemerosotan. Ahmad Zulnaini yakin bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari pembangunan politik bangsa yang tidak pernah habisnya. Dia, berpendapat bahwa pembangunan demokrasi di indonesia sedang diuji, hal ini dapat dilihat dengan munculnya berbagai hal yang terjadi dimasyarakat indonesia yang Heterogen. Krisis yang terjadi dalam berkehidupan berbangsa dan negara sekarang ini bukan saja krisis dibidang hukum dan ekonomi, tetapi juga krisis Nasionalisme.

Krisis ini telah lama berlangsung bahkan memunculkan slogan aku cinta produk dalam negeri tidak berpengaruh bagi masyarakat, yang terjadi malah sebaliknya dimana masyarakat lebih bangga dengan atribut asing daripada atribut Negara sendiri. Di harapkan melalui kegiatan ini bisa memberikan informasi yang diharapkan bisa menjadi bekal dalam menyikapi dinamika politik yang terjadi.

Pemutaran film dokumenter.
Pemutaran film dokumenter yang mengupas sejarah perjuangan bangsa tetap dilaksanakan walau panitia terpaksa menghidupkan Genset (Generator set) karena listriknya tak kunjung menyala. Film dokumenter yang berdurasi 60 menit ini mengupas tentang pembentukan badan persiapan untuk kemerdekaan indonesia (BPUPKI), rumusan dasar-dasar negara Indonesia yang saat ini kita kenal dengan pancasila yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh Nasional seperti Bung Karno, M. Hatta. Mr M.Yamin dan Mr. Soepomo. Serta membahas teks Proklamasi yang dibacakan pada 17 Agustus 1945 dan bagian yang tak kalah penting adalah mencermati pembukaan UUD 45 dalam hal mencapai kemerdekaan bangsa indonesia.

Untuk mencermati dan memahami isi dari seluruh film dokumenter tersebut panitia penyelenggara memberikan secara gratis film dokumenter dengan format VCD tersebut kepada seluruh peserta dialog yang hadir dengan harapan memberikan pemahaman lebih lanjut tentang sejarah perjuangan bangsa indonesia dan mampu menumbuhkan semangat Nasionalisme kepada generasi muda bangsa indonesia. (Budi sd /Almamater edisi Juli)

Tidak ada komentar: