22 Juli, 2008

Sampai Tetes Bensin Penghabisan


almamater. Jakarta. Medio Mei dan Juni merupakan waktu-waktu yang tak pernah terlupakan oleh lebah-lebah emas Almamater pembawa tetesan pesan. Ribuan kilo aspal hitam yang terkadang berlobang harus dihindari setiap menit perjalanan, baik dari jalan Protokol sampai kejalan kampung.
Tapi itu semua bukan jadi penghalang buat sang lebah emas ini.
Puji syukur kepada pencipta semesta raya yang terus memberikan kesehatan sehingga bisa terus punya energi dan pikiran yang sehat (Positif) hingga sang lebah terus berwarna keemasan walau jasad semakin ringkih tetapi rupa dan hati harus jernih.“Proses ini wajib dihadapi dan dilewati“ itulah tekad utama sang lebah.

Dari perjalanan yang menempuh dan menghindari lobang jalanan hingga debu yang berterbangan membuat nalar semakin mengakar dan menjalar menjadikan semangat berkobar-kobar, telah ratusan SMA dan puluhan SMK Bekasi telah disinggahi. Dari sorot mata yang penuh selidik hingga sorot mata keceriaan yang menyambut kedatangan lebah emas ini.

“Alam terkembang jadikan guru“
Perjalanan ini kian berliku dan penuh tantangan, tentu saja semakin banyak kisah dan pesan yang dipetik di setiap waktu yang bergulir. Lebah emas melakukan perjalanan pertamanya ke sebuah pusat bisnis yang terletak di kawasan yang saat ini dalam tahap penyelesaian untuk menjadi pusat bisnis kota PATRIOT Bekasi. Sahabat Almamater yang mempercayakan pendidikan tingginya di STIE Indonesia yang berlokasi di Rawamangun Jakarta menyelenggarakan aktivitas yang berisi Pesan lingkungan di keramaian pengujung Sentra Bisnis Bekasi.

Perjalanan berikutnya merupakan perjalanan yang tak bisa terlupakan, yang pasti bisa menjadi pengalaman-pengalaman yang tidak bisa untuk dituliskan karena hanya bisa diterima hati yang bersih dan pikiran jernih. Inti dari perjalanan ini adalah melakukan Silaturrahmi ke lembaga-lembaga pendidikan menegah dan tinggi, instansi negeri dan swasta. Tanpa terasa kendaraan bermotor roda 2 yang selama ini menjadi transportasi utama pun terhenti karena bensin telah berada pada tetesan terakhir. Di desa itu, ada SPBU kecil dan beberapa lapak penjual BBM ini coba terus didatangi sang lebah emas untuk mengisi tangki yang kerontang namun selalu mendapati kalimat yang tertulis dan didengar “Bensin naik, kami tutup dulu“.

Puji syukur kepada pencipta semesta raya, ternyata Dewi fortuna masih memayungi sang lebah, puluhan kilo jalanan berlobang yang ditempuh dengan mendorong kendaraan bermotor, berhasil juga menemukan sebuah tempat pengisian BBM walaupun harus merogoh kocek lebih dalam dari biasanya untuk satu liter bensin. Yang pasti sang lebah bisa meneruskan perjalanan ke sahabat-sahabat yang telah menanti kedatangannya di sebuah desa yang berbataskan dengan jalan bebas hambatan.

Pembaca Almamater (Palm), masih banyak perjalanan yang akan di sampaikan pada edisi ini, kehadiran almamater edisi ini membawa sebuah pesan“ Alam terkembang jadikan guru“ dimana sang lebah mengajak PALm untuk mencermati, memahami dan memetik pesan pelajaran dari semua yang dilihat, dirasa dan dialami di setiap langkah, gerak dan hembusan napas di kehidupan sebagai mahkluk ciptaan-Nya.

Kepada ibunda tercinta yang telah melahirkan dan mendidik lebah ini mohon do’a dan restu, kirimkanlah do’a sucimu agar lebah kecil ini yakin dan akan terus menyalakan tungku api semangat untuk bisa terus mengumpulkan dan memberikan pesan kepada PALm. Biarkan sorot-sorot mata keraguan yang datang, mencoba untuk mengintimidasi dan sorot-sorot mata penuh kecerian membuat perjalanan ini menjadi indah tak terlupakan, dan dari persoalan-persoalan yang sengaja dicipta untuk menapikan Inspirasi sampai persoalan hidup yang terus dilakoni oleh lebah emas lugu ini.

PALm, semua perjalanan lebah emas pembawa tetesan pesan ini dapat di ikuti terus pada lembaran-lembaran kertas pesan berikutnya. Semoga kemasan pesan-pesan ini pantas untuk dicermati dan dipahami hingga bisa menjadi pencerahan dan perubahan bagi pembaca dan pengawal sang lebah pembawa tetesan pesan ini.
(Budi sd)

Tidak ada komentar: